Berita, Kemahasiswaan

Tim PPK Ormawa BEM UNSOED Bersiap Gelar Bisik Serayu Festival

[unsoed.ac.id, Ming, 01/09/24] Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Unsoed (PPKO BEM Unsoed 2024), Rianto Dance Studio, dan Komunitas Teras Serayu akan menggelar festival budaya guna melestarikan kebudayaan daerah dan kearifan lokal lainnya yang ada di Banyumas dengan nama Bisik Serayu Festival (BSF). Festival ini akan berlangsung pada 6 – 8 September 2024, berpusat di pinggir aliran Sungai serayu yaitu di desa kaliori kabupaten Banyumas jawa Tengah.

“Nantinya, kegiatan ini akan berfokus pada pagelaran seni budaya serta kearifan lokal lainnya selain itu kegiatan ini juga tak luput akan menyuarakan mengenai isu isu lingkungan yang terjadi di serayu dengan melakukan aksi lingkungan seperti tebar benih ikan serta penanaman pohon khususnya di daerah aliran Sungai serayu yang ada di kabupaten banyumas,” kata Mohamad Zaki Mubarok yang merupakan anggota PPK Ormawa BEM Unsoed.

Tema Kegiatan Bisik serayu festival 2024 mengambil tema “Kebudayaan Di Sudut Serayu”. Pemilihan tema ini adalah perlu adanya perhatian dan penggalian kembali mengenai pengaruh Sungai serayu terhadap pendidikan dan perkembangan kebudayaan yang ada dan terus berkembang hingga saat ini. Selain itu kegiatan ini juga nantinya akan menumbuhkan kembali kesadaran akan pentingnya menjaga ekologi yang ada di aliran Sungai serayu pada saat sekarang.

Zaki mengatakan BSF ini akan menyajikan berbagai kegiatan seperti forum diskusi, instalasi seni rupa, sedekah serayu, penampilan kentongan, Lengger, Lengger lanang, Gamelan, dan ketoprak banyumas yang akan disajikan oleh berbagai unsur kelompok, mulai dari anak-anak, remaja, hingga pelaku seni yang memang sudah profesional.

“Adanya andil dari anak-anak dan remaja merupakan keberlanjutan dari program kerja tim PPKO Bem Unsoed yakni mengajarkan ketoprak Banyumas dan lengger kepada anak-anak SDN 3 kaliori dan anak-anak desa sekitar sanggar tari yang ada di kaliori yaitu sanggar milik mas Riyanto,” kata Zaki.

Pertunjukan akan digelar di dua tempat karena selain kegiatan digelar di samping sungai serayu, BSF ini juga memanfaatkan sungai serayu untuk menjadi bagian dari pertunjukan. Kegiatan  yang akan digelar selama tiga hari berturut-turut ini juga mengundang berbagai pelaku dan pemerhati seni dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri.

Menurut Zaki, ada beberapa manfaat yang ingin diberikan kepada masyarakat melalui kegiatan ini, yaitu menyadarkan kembali akan pentingnya nilai serayu terhadap nilai nilai kemasyarakatan di sekitar daerah aliran serayu. Mengenalkan kembali budaya dan sejarah akan keberadaan dan peranan serayu terhadap kebudayaan dan perekonomian serta kehidupan masyarakat.

Kemudian meningkatkan ekonomi berbasis kemasyarakatan yang ada di sekitar aliran Sungai serayu, dan mengenalkan budaya dan kearifan lokal masyarakat aliran Sungai serayu. Selain itu menjaga nilai nilai luhur kebudayaan serayu yang diwariskan secara turun temurun dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian serayu melalui kegiatan sosial dan seni budaya yang berkesinambungan.

BSF menjadi perintis dalam pergerakan pelestarian kebudayaan serta pemerhati kelestarian Sungai serayu dimana serayu merupakan salah satu penopang kehidupan masyarakat daerah aliran Sungai serayu. Bisik serayu menjadi media untuk menyuarakan keresahan-keresahan serayu baik secara keberlangsungan ekosistem sungainya maupun ekosistem kebudayaan yang ada di sepanjang aliran serayu yang selama ini belum mendapat atensi yang cukup baik.

Disamping itu, BSF dapat membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya serayu terhadap berbagai faktor kehidupan dan perekonomian. Dapat membuka wawasan masyarakat tentang perasaan Serayu dari perjalanan waktu masa lalu masa sekarang dan masa depan. Selain itu masyarakat akan menjadi lebih sadar lingkungan tentang kelestarian serayu sehingga hal ini tentunya dapat menjaga serayu agar tetap rahayu hingga masa yang akan datang.

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia