Mencapai Swasembada Pangan, Energi, dan Air, Unsoed Berdampak

Minapadi Protani Salibu: Inovasi UNSOED yang Tingkatkan Panen dan Ekonomi Desa

Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menunjukkan wujud nyata dampak positif kampus terhadap masyarakat sekitar melalui inovasi Minapadi Protani Salibu di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Program ini berhasil meningkatkan produktivitas petani sekaligus menggerakkan perekonomian desa secara berkelanjutan.

Tim pemulia Inpago Unsoed Protani yang terdiri atas Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, Dr. Dyah Susanti, dan Dr. Agus Riyanto berhasil menggabungkan budidaya varietas unggul Inpago Protani dengan teknologi Salibu. Kombinasi ini mampu meningkatkan produktivitas padi hingga tiga sampai empat kali panen dalam setahun. 

Selain itu, varietas Protani memiliki kandungan protein lebih tinggi dibanding padi pada umumnya, sehingga membantu menurunkan angka stunting akibat kekurangan asupan protein. Hasilnya, pendapatan petani meningkat, ketahanan pangan terjaga, dan asupan protein masyarakat juga bertambah.

Inovasi ini tidak hanya berhenti pada sektor pertanian. Program ini juga mendorong sektor pariwisata edukatif berbasis pertanian di kawasan Svarga Minapadi Panembangan yang sebelumnya sempat redup pada 2019 akibat kekosongan masa tanam. Kini, frekuensi panen yang meningkat berkat penggunaan varietas Protani Salibu menjadikan kawasan tersebut kembali produktif. 

Minapadi merupakan sistem yang menggabungkan lahan sawah dengan budidaya ikan (mina) dalam satu lahan dengan prinsip simbiosis mutualisme. Sawah di Panembangan yang subur mendapat keuntungan karena bebas hama larva dan serangga, sementara ikan mendapatkan pakan dari larva dan serangga tersebut. Selain mendukung sektor pariwisata, sistem ini juga membantu pengendalian hama secara alami di sawah.

Program ini disambut baik oleh Kelompok Tani dan Pembudidaya Ikan Krido Yuwono yang berkolaborasi dengan tim peneliti Unsoed melalui Program Desa Binaan berbasis minapadi. Tujuan kolaborasi tersebut adalah menciptakan ekosistem desa inovatif dengan memadukan pertanian, perikanan, teknologi, dan wisata secara harmonis sehingga dapat menghidupkan kembali produktivitas petani di desa.

Dalam wawancara yang dilakukan pada Rabu (28/05), Soleh, perangkat Desa Panembangan, menyampaikan bahwa penerapan varietas Protani ini berhasil meningkatkan hasil panen menjadi tujuh ton per hektar dengan kualitas padi yang tergolong super. Tantangan dalam penerapan sistem Salibu, misalnya serangan hama tikus, dapat diatasi melalui gotong royong petani dan warga. Partisipasi aktif warga tidak hanya memperkuat ketahanan pertanian, tetapi juga membangun semangat kebersamaan dalam menjaga keberlanjutan inovasi yang telah diterapkan.

Selama proses implementasi, mulai dari masa tanam hingga panen, tim dari Unsoed secara konsisten memberikan pendampingan kepada kelompok tani dan masyarakat setempat. Pendampingan awal dilakukan melalui pemberian bantuan benih padi Inpago Unsoed Protani, sosialisasi cara produksi dan penanaman padi, serta alat pembuat pelet apung untuk membantu menekan biaya budidaya minapadi yang menjadi komponen biaya terbesar.

Pendampingan berlanjut hingga masa panen melalui mahasiswa dan dosen yang turun secara bergantian sehingga masyarakat merasa didampingi secara penuh. Kehadiran akademisi di lapangan tidak hanya sebagai sarana transfer pengetahuan, tetapi juga menjadi bukti komitmen Unsoed dalam memastikan keberlanjutan program serta kemandirian petani di masa depan.

“Kami jangan ditinggalkan, kami masih sangat membutuhkan uluran tangan dari ilmuwan dalam rangka menaikkan produktivitas padi. Kami sangat ingin bersahabat dengan para ilmuwan di Unsoed, terutama di bidang pertanian dan perikanan, serta merasakan kerja keras dari para ilmuwan itu,” pesan Soleh terkait program Unsoed di Desa Panembangan.

#unsoed1963#kampusberdampak