Penelitian, Pengabdian, dan Inovasi

Akademisi UNSOED Berikan Pendampingan Kelompok Perhutanan Sosial Giri Mulya Gumelar

Bantuan Bibit Kepada Kelompok Perhutanan Sosial Giri Mulya

[unsoed.ac.id, Sen, 11/11/24] Tim dari Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) memberikan pendampingan kepada Kelompok Perhutanan Sosial Giri Mulya, desa Karangkemojing Kecamatan Gumelar. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 4 Oktober 2024 atas undangan Penyuluh Kehutanan Kecamatan Gumelar, dimulai dengan kegiatan berupa FGD (Focus Group Discussion) .

“Melalui FGD ini di lakukan untuk dapat menggali dan mengenali Kelompok Perhutanan Sosial, luasan hutan, dan anggota kelompok Tani Hutan yang terlibat. Juga untuk menggali potensi yang ada, diskusi tentang apa yang dibutuhkan saran masukan terkait kesesuaian lahan dengan keinginan kelompok,” Prof. Dr.rer.nat. Imam Widhiono MZ., MS.

Salah satu yang dibutuhkan adalah bibit tanaman petai sebanyak 200 batang dan kemukus 100 batang. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini diposting oleh penyuluh kehutanan kepada rekan penyuluh maupun para penyuluh kehutanan swadaya masyarakat, sehingga rencana bantuan bibit menyebar dan para pegiat konservasi mata air seperti dari Desa Baseh Banyumas, langsung menyumbang bibit alpokat, Nangka, Pucung, aren, beringin dan benda tiga species pohon terakhir adalah untuk konservasi air.

Droping bantuan bibit pohon tahap pertama dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2024, dari Pascasarjana Unsoed mengajak mahasiswa dan dosen Magister Ilmu Lingkungan dan Magister Penyuluhan Pertanian, dan beberapa dosen Fakultas Biologi.

Pada saat penanaman Prof Imam Widhiono memperkenalkan konsep “LUMAYANAN” yang berarti apa yang ditanam minimal lumayan memberikan manfaat ekonomi, konsep ini sebenarnya terjemahan dari konsep pengelolaanHome Garden yang harus memberikan daily income, monthly income dan yearly income.

Baca juga : Inovasi Susu Sapi Fermentasi Untuk menggali Potensi Dan Membangun Ekonomi Desa

Pasacasarjana Unsoed menambah species pohon ekonomis berupa bibit pohon kelapa hibrida sebangak 70 batang. Selain itu memberikan pelatihan pembuatan pupuk organic cair untuk mengatasi kesuburan tanah yang rendah di lokasi. Kegiatan drooping dan penanaman bibit kelapa hibrida dan pelatihan dilakukan pada tanggal 9 November 2024.

Pelatihan pembuatan pupuk organic cair ini, dilakukan oleh tim dari Fakultas Biologi yang dipimpin oleh Dr.Trisnowati Budi Ambarningrum, dibantu oleh Fathimah Nurfitri MSc, Prof.Dr.Elly Proklamasiningsih, MP, Dr. Eming Sudiana,MS dan Drs. Iman Budi Santoso , M.Si.

Prof Imam Widhiono, mengatakan satu permasalahan yang diajukan kelompok dan belum berhasil mendapatkan solusinya adalah permintaan bibit domba, mereka sudah mempunyai kemampuan membuat pakan dan mempunyai cadangan pakan yang sudah siap tetapi belum mempunyai domba. “Kami sedang mencoba mencari alternatif pendanaan melalui klasterisasi domba melalui PNM Mekaar,” ujar Prof Imam Widhiono.

Selain itu untuk mengatasi kebutuhan bibit kami dari pascasarjana menghubungi BPDAS Serayu Opak Progo di Jogyakarta untuk minta bantuan bibit dan kelompok akan mendapat bantuan bibit yang diminta berupa kopi, alpukat, durian, jambu biji, tanaman pakan ternak dan tanaman konservasi air.

“Kami melakukan kegiatan ini baru pada tataran belajar melakukan pendampingan pada Kelompok Perhutanan Sosial, mengapa belajar? Karena Unsoed sedang dalam proses inisiasi Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial untuk pendampingan Kelompok Perhutanan Sosial di Banyumas. Sehingga kami merasa perlu belajar dulu, supaya Ketika kerjasama berjalan kita tidak gagap. Selain belajar pendampingan di kelompok, Alumni Fakultas Biologi juga sudah mengundang narasumber ibu direktur PKTHA (Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat) dibawah ditjen Perhutanan Sosial yang merupakan alumni Fakultas Biologi untuk menjelaskan secara detail apa itu Pehutanan Sosial, dan dimana kita berperan pada tanggal 1 November 2024 dalam format webinar series alumni Fabio,” tambah Prof Prof Imam Widhiono.

“Kegiatan ini menurut saya adalah kegiatan yang sangat sederhana, yang bisa dilakukan oleh semua orang, agar saran kita bisa tepat dan solutif, kita bisa mulai dengan melihat, mengenal, memahami apa persoalan mereka. Selanjutnya sebagai akademisi tugas kita memikirkan dan mencoba memecahkan permasalahan dengan pengetahuan kita,” pungkas Prof Imam Widhiono.

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia