MBKM, Pertukaran Mahasiswa

Bayu Ashila Nafis: Mengenal Ragam Budaya Nusantara Lewat PMM

Salah satu program unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang termasuk bagian dari  Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Bayu Ashila Nafis, salah satu mahasiswa berprestasi Universitas Jenderal Soedirman, adalah satu peserta program tersebut pada tahun 2022. Menekuni bidang ilmu Biologi di Fakultas Biologi Unsoed, mahasiswi yang kerap dipanggil Shila ini mengikuti program PMM di Universitas Mataram, Kota Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat karena mengaku telah jatuh cinta dengan keindahan Pulau tersebut.

Mengambil 6 Mata Kuliah dan 19 SKS di Universitas Mataram, Shila menjadi mahasiswa sementara di Fakultas MIPA dan Fakultas Ilmu Pendidikan. Berdasarkan penuturan Shila, mahasiswa PMM boleh memilih program studi yang tidak linier dengan program studi dari kampus asal. Hal ini memperluas pengetahuan Shila dan kawan-kawan lain yang mengikuti program PMM dalam hal menimba ilmu dari rumpun yang berbeda.

Kegiatan ini Shila ikuti mulai bulan Agustus-Desember 2022. “ Betah banget di sana. Kalau capek nugas langsung ke pantai karena dekat. Pantainya indah. Penduduknya sopan dan ramah banget,” tuturnya. Shila mengaku bahwa dengan mengikuti program PMM ini dia juga belajar untuk terbiasa dan terbuka dengan budaya yang berbeda-beda. Kota Lombok merupakan salah satu kota dengan kampus favorit para pendaftar program PMM. Di samping kotanya yang menjadi destinasi wisata internasional, kota Lombok juga mendukung atmosfir belajar para mahasiswa yang ada di sana dengan menyediakan sarana prasarana serta biaya hidup yang relatif terjangkau. Para peserta program PMM mendapatkan funding dari Kemendikbud mulai dari biaya keberangkatan, biaya hidup, biaya uang saku, hingga biaya pulang ke universitas asal.

Walaupun sempat mengalami culture shock karena harus beradaptasi dengan rasa makanan di sana yang sedikit berbeda dengan di pulau Jawa, Shila menikmati momen selama masa PMM dengan baik. Dia aktif baik di lingkungan akademik maupun non-akademik bersama dengan teman-temannya di sana. Dengan Mengikuti program PMM dia mendapatkan banyak teman baik sesama peserta PMM dari seluruh Indonesia maupun dengan mahasiswa asli Universitas Mataram yang kebanyakan penduduk asli Provinsi Nusa Tenggara. Hal ini membuatnya membuka link networking yang semakin luas dan lebih mengenal budaya dari seluruh pelosok nusantara.