[unsoed.ac.id, Jum, 13/06/25] Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Unsoed menjadi saksi kisah inspiratif tentang kegigihan dan tekad. Di tengah riuhnya prosesi Wisuda ke-157, nama Dhafa Wahyu Ramadhan mencuat sebagai lulusan terbaik Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,89.
Ia memulai perjalanan akademisnya di Fakultas Hukum Unsoed dengan latar belakang pendidikan yang sama sekali berbeda yaitu Teknik Mesin. Sebuah transisi yang tidak mudah, namun berhasil ia taklukkan dengan gemilang.
“Awalnya memang tantangan besar, dari mesin ke hukum. Tapi saya yakin, dengan niat dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin,” ungkap Dafa
Dafa juga merupakan salah satu penerima beasiswa Bidik Misi/KIP Kuliah. Ia mengaku baru mengetahui tentang beasiswa ini saat sudah berkuliah, melalui sebuah artikel berita. Berbekal informasi tersebut, ia berusaha mendaftar dan berhasil lolos seleksi.
Beasiswa ini menjadi penopang utama bagi pendidikan Dafa, mengingat kondisi finansial keluarganya. Sang ayah adalah seorang buruh bangunan dan ibunya ibu rumah tangga. Mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan, awalnya terasa mustahil baginya.
“Beasiswa KIPK ini sangat membantu, bukan hanya untuk biaya kuliah, tapi juga uang saku sehari-hari. Tanpanya, mungkin saya tidak bisa sampai di titik ini,” tuturnya penuh syukur.
Selama menempuh pendidikan, Dafa tidak hanya fokus pada perkuliahan. Ia dikenal sebagai pribadi yang gigih. Sebagai seorang morning person, ia bangun sebelum subuh untuk mengulas materi kuliah dan membaca buku-buku hukum. Selain itu, ia juga bekerja paruh waktu sebagai asisten dosen dan di beberapa kafe. Ia selalu menunjukkan kemandirian dan etos kerja yang tinggi.
Dafa juga aktif dalam organisasi mahasiswa. Ia tercatat sebagai anggota Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Mahasiswa serta menjadi Asisten Legal Consultant di Lembaga Penelitian Bantuan Hukum Fakultas Hukum Unsoed. Di sanalah ia mengasah kemampuan teoritisnya dengan praktik langsung.
Dengan cita-cita mulia menjadi seorang hakim, Dafa berencana melamar pekerjaan di perusahaan terlebih dahulu sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kepada teman-teman seperjuangannya, Dafa menitipkan pesan yang menggugah: “Yang paling penting, keep dreaming. Jangan lelah bermimpi karena bermimpi itu tidak akan pupus kecuali kita sendiri yang menghentikannya. Berkat mimpi ini saya bisa berdiri di sini menjadi salah satu lulusan terbaik.”
Kisah Dafa Wahyu Ramadhan adalah bukti nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan, setiap mimpi dapat terwujud, tak peduli dari mana kita berasal atau seberapa jauh jalan yang harus ditempuh. Ia adalah inspirasi bagi banyak mahasiswa dan generasi muda Indonesia.
#unsoed1963#merdekamajumendunia