Pengelolaan wilayah kelautan, pesisir, dan pedalaman, Profil Peneliti

Dr. Maria Dyah Nur Meinita, S.Pi., M. Sc.

Kepakaran Bioteknologi Rumput Laut yang Dibutuhkan Negara Maritim

Dr. Maria Dyah Nur Meinita, S.Pi., M. Sc. lahir di Semarang pada Mei 1980. Menyelesaikan program S1 Manajemen Sumber Daya Perairan di Universitas Diponegoro, dan program S2 Marine Biology di Norwegian University of Science, Dr. Maria melanjutkan pendidikan program S3 Marine Biotechnology di Pukyong National University, Korea Selatan.

Sejak tahun 2002  Dr. Maria Dyah Nur Meinita, S.Pi., M. Sc. telah menjadi dosen di  Universitas Jenderal Soedirman. Selama mengabdi di Unsoed, beliau telah banyak melakukan riset, diantaranya dengan judul “A concise review of the potential utilization based on bioactivity and pharmacological properties of the genus Gelidium (Gelidiales, Rhodophyta)”, “Seaweed Exhibits Therapeutic Properties Against Chronic Diseases: an Overview”, “Evaluation of Toxicity of Crude Phlorotannins and Phloroglucinol Using Different Model Organisms”, dan “The Production of Levulinic Acid and Formic Acid from Red Macroalga Kappaphycus alvarezii Using Methanesulfonic Acid”.

Dr. Maria Dyah Nur Meinita, S.Pi., M. Sc.  mengambil tema penelitian mengenai  bioteknologi rumput laut karena negara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya rumput laut yang sangat potensial untuk dikembangkan. “Berdasarkan laporan FAO untuk produksi rumput laut di dunia sebesar 36 juta ton, dan Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia setelah Cina. Negara kita kaya akan rumput laut baik yang dibudidayakan maupun yang tumbuh di alam,” ungkap beliau.

Penelitiannya pada bidang bioteknologi rumput laut pernah mendapatkan penghargaan menjadi peneliti penyaji terbaik dalam Seminar Hasil Riset Dasar Ristekdikti yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyrakat (DP2M), Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti. Tidak hanya penghargaan dari dalam negeri, beliau juga mengharumkan nama Unsoed pada tingkat internasional dengan publikasi internasional di jurnal internasional yang membawanya masuk dalam 15 besar peneliti muda Indonesia paling produktif di bidang Marine berdasarkan penilaian Thomson Reuters (2015).

Dalam hilirisasi penelitian, Dr. Maria pernah bekerja sama dengan perusahaan Samsung Korea dalam bidang Bioenergi dari etanol rumput laut.  Dosen berprestasi yang memiliki jiwa peneliti sejak usia dini ini banyak menerima dana hibah penelitian diantaranya dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyararakat (DRPM) dan penelitian BLU Unsoed. Saat ini beliau juga sedang melakukan riset untuk pengembangan rumput laut ke arah kosmetik  sebagai UV-protector dan photoaging.