Berita

Faperta UNSOED dan PLN Indonesia Power Terapkan IoT untuk Irigasi Otomatis Petani Bawang Merah di Bunton

[unsoed.ac.id, Rab, 10/09/25] Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) bekerja sama dengan PT PLN Indonesia Power UBP Jawa Tengah 2 Adipala mengimplementasikan teknologi Internet of Things (IoT) dalam sistem irigasi otomatis pada lahan bawang merah di Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Selasa (02/09/2025). Program ini merupakan upaya meningkatkan produktivitas sekaligus efisiensi penggunaan air pada komoditas strategis nasional.

Tim peneliti IoT Faperta Unsoed yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Saparso, M.P. dengan anggota Arief Sudarmaji, S.T., M.T., Ph.D., memperkenalkan sistem irigasi berbasis sensor kelembapan tanah (soil moisture sensor). Teknologi ini diterapkan pada lahan seluas 1.200 m² yang sebelumnya tidak produktif, dan kini ditanami bawang merah varietas Maserati dari benih TSS (True Shallot Seed).

Desa Bunton yang berada di pesisir selatan Jawa Tengah dikenal rawan abrasi pantai dan banjir rob. Air laut yang merembes ke lahan pertanian sering kali merusak tanaman akibat kandungan garam tinggi, sehingga petani kerap mengalami gagal panen. Kehadiran sistem irigasi otomatis ini diharapkan menjadi solusi inovatif atas tantangan tersebut.

Melalui sistem IoT, kadar air tanah dipantau secara real-time. Jika kadar kelembapan menurun di bawah ambang optimal, sistem akan mengaktifkan pompa secara otomatis untuk memenuhi kebutuhan air tanaman secara presisi. “Ketika kadar air tanah berada di bawah ambang batas optimal, sistem secara otomatis mengaktifkan pompa irigasi, sehingga kebutuhan air tanaman bawang merah terpenuhi dengan tepat,” jelas Prof. Saparso.

Sementara itu, Arief Sudarmaji menambahkan bahwa teknologi ini membantu mengatasi permasalahan klasik budidaya bawang merah, yaitu penggunaan air yang berlebih, ketidaktepatan waktu penyiraman, serta tingginya biaya tenaga kerja. Dengan otomatisasi irigasi, petani dapat lebih hemat air, efisien waktu, dan berpotensi meningkatkan hasil panen.

Manfaat sistem ini dirasakan langsung oleh petani mitra, seperti yang disampaikan Tono, petani Desa Bunton. “Dengan pengairan otomatis, pekerjaan menjadi lebih ringan, efisien, dan hasil panen lebih baik. Teknologi ini benar-benar membantu petani,” ujarnya.

Selain hemat air, sistem irigasi otomatis berbasis IoT juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Kelembapan tanah yang stabil menekan risiko penyakit tular tanah, serta memaksimalkan pemanfaatan lahan yang sebelumnya tidak produktif. Dari lahan uji coba ini, potensi pendapatan diperkirakan dapat mencapai lebih dari 10 juta rupiah.

Ke depan, implementasi sistem ini dapat diperluas ke berbagai sentra produksi bawang merah di Indonesia, terutama di wilayah dengan keterbatasan sumber daya air. Teknologi ini juga memiliki peluang dikembangkan dengan integrasi energi surya serta kecerdasan buatan (AI) untuk prediksi kebutuhan air berdasarkan iklim dan fase pertumbuhan tanaman.

Kolaborasi antara Unsoed dan PLN Indonesia Power ini menjadi langkah nyata dalam mendorong digitalisasi pertanian, meningkatkan daya saing hortikultura nasional, serta mendukung terwujudnya praktik pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

#unsoed1963 #merdekamajumendunia