Berita, Kerjasama

FIB UNSOED dan Jagabaya Nuswantara Kolaborasi Lestarikan Budaya Lewat Digitalisasi Seni Tradisional

[unsoed.ac.id, Kam, 05/04/2025] Laboratorium Pertunjukan Seni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) bekerja sama dengan Sanggar Jagabaya Nuswantara mengadakan kegiatan Pawiyatan seri keenam bertajuk “Manajemen Produksi Seni Pertunjukan Tradisional di Era Digital dan Upaya Pelestariannya”, Rabu (4/5/2025).

“Pawiyatan 6 adalah program kerja dari Laboratorium Pertunjukan dan Seni. Pawiyatan mewadahi aktivitas diskusi dan dialog seni budaya. Pada pawiyatan ke 6 ini Laboratorium Seni dan Pertunjukan menggandeng Sanggar Jagabaya Nuswantara dan SMK Negeri 3 Banyumas dengan tujuan untuk melakukan kerjasama dan kolaborasi bersama praktisi dan pegiat seni budaya di Banyumas”, kata Kepala Laboratorium Pertunjukan Seni Fakultas Ilmu Budaya, Exwan Andriyan Verrysaputro, S.Pd., M,Pd.

Kegiatan bertempat di Aula Gedung Bambang Lelono FIB Unsoed. Diikuti oleh mahasiswa program studi Sastra Jepang serta siswa SMKN 3 Banyumas, dan menjadi tonggak penting dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) antara FIB UNSOED, Sanggar Jagabaya Nuswantara, dan SMK Negeri 3 Banyumas.

Baca juga : UPL MPA UNSOED Ikuti Latihan Gabungan Panjat Tebing Mapala Se-Banyumas X Bersama FPTI

Dekan FIB Unsoed, Prof. Dr. Ely Triasih Rahayu, S.S., M.Hum., menyambut baik inisiasi dan kerjasama ini dan berharap semoga FIB dapat menjadi tempat untuk bertemunya kegiatan-kegiatan kolaborasi seni dan budaya.

“Sembilan program studi di FIB akan turut serta mendukung pelestarian dan pengembangan seni dan budaya, khususnya budaya Banyumasan,” ujar Prof. Ely.

Sementara itu, Kepala SMKN 3 Banyumas, Heppy Budi Kurniawan, menegaskan bahwa kerja sama ini memperkuat sinergi pendidikan dan pelestarian budaya. SMKN 3 Banyumas sendiri dikenal sebagai sekolah pelestari budaya dengan program unggulan di bidang karawitan, tari, pendalangan, serta media penyiaran berbasis budaya lokal.

Dalam seminar inti, Ridwan Bungsu selaku Art Director Sanggar Jagabaya Nuswantara, menekankan pentingnya manajemen produksi dalam menciptakan pertunjukan tradisional yang berkualitas.

“Banyak sanggar hanya menonjolkan sisi artistik namun melupakan aspek produksi. Padahal, keduanya harus berjalan beriringan untuk menghasilkan karya yang maksimal,” ujar Ridwan.

Ia juga menyoroti perlunya edukasi mendalam tentang nilai-nilai budaya seperti ebeg, agar tidak terjadi salah tafsir atau penyalahgunaan. Hal ini disampaikan menyusul insiden tawuran pasca-pertunjukan yang terjadi belum lama ini.

Sebagai penutup, acara menghadirkan pertunjukan ebeg berjudul “Sing Eling”—sebuah karya yang mengangkat pesan filosofis tentang pentingnya kesadaran dalam menjalani kehidupan melalui seni tradisional.

 

 

 

 

#unsoed1953#merdekamajumendunia