[unsoed.ac.id, Kam, 19/06/25] Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) terus memperkuat kiprah globalnya melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) Hong Kong dan Persatuan Mahasiswa (Perma) UT Hong Kong, Minggu (15/6/2025).
Penandatanganan ini menjadi langkah strategis dalam memperluas jejaring kerja sama internasional dalam bidang tri dharma perguruan tinggi, sekaligus menegaskan komitmen Unsoed terhadap penguatan rekognisi global. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari kolaborasi yang telah dibangun sebelumnya.
Kerja sama ini langsung diimplementasikan melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) skala internasional yang diselenggarakan di Hong Kong oleh Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FISIP sekaligus peneliti migrasi internasional. PKM ini juga merupakan kolaborasi antara Unsoed dan Universitas Sumatera Utara (USU), yang dipimpin oleh Dr. Harmona Daulay, M.Si.
Sasaran dari kegiatan ini adalah Perempuan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) di Hong Kong. Kegiatan PKM dilakukan dalam dua sesi dengan peserta berbeda. Sesi pertama dilaksanakan pada Minggu, 15 Juni 2025 di Perpustakaan KJRI Hong Kong, diikuti sekitar 30 PMI yang juga merupakan mahasiswa UT Cabang Hong Kong. Selain menerima materi pengabdian, para peserta juga diberikan ruang untuk berbagi pengalaman hidup mereka selama bekerja di luar negeri.
Sesi kedua berlangsung di Victoria Park, Hong Kong, diikuti oleh anggota ATKI Hong Kong. Dalam sesi ini, Dr. Tyas Retno Wulan menyampaikan materi bertajuk “Pekerja Migran Berdaya dan Berkarya dengan Remiten Sosial.”
Ia menekankan bahwa kontribusi PPMI tidak hanya dalam bentuk remitansi uang, tetapi juga berupa remiten sosial seperti ide, pengetahuan, dan pengalaman yang bisa membawa perubahan saat mereka kembali ke tanah air.
“Banyak PMI yang ketika pulang, menjadi penggerak perubahan di komunitasnya. Ada yang menjadi kepala desa, pengusaha, pendidik, advokat, hingga aktivis,” ujar Tyas.
Sebagai kelanjutan dari rangkaian kegiatan, pada Senin, (16/6/2025), Dr. Tyas juga melakukan diskusi strategis dengan Catherine Gurtin, CEO Pathfinder Hong Kong. Pertemuan tersebut membahas kemungkinan kerja sama riset kolaboratif untuk perlindungan anak-anak dari keluarga PPMI.
Melalui kegiatan ini, FISIP Unsoed berharap dapat semakin memperluas dampak keilmuan dan pengabdian, sekaligus mengukuhkan posisi Unsoed sebagai institusi pendidikan tinggi yang aktif dalam menjawab isu-isu global.
#unsoed1953#merdekamajumendunia