Melanjutkan Hilirisasi dst, Unsoed Berdampak

Harapan Baru untuk Pertanian dari Desa Tasikmalaya, Malang

Harapan baru bagi dunia pertanian muncul dari Desa Tasikmalaya, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Malang. Permasalahan penurunan produktivitas tanah serta kualitas lingkungan mendapatkan jawabannya melalui produk hasil pengembangan tim peneliti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Tim peneliti Unsoed yang dipimpin oleh Prof. Ir. Kharisun, Ph.D. bersama mitra para petani setempat menjalankan program penelitian inovasi pertanian berupa penggunaan pupuk Mco.

Menurut Bapak Nono, salah satu mitra dalam program ini, dia dan para petani setempat berkesempatan menguji pupuk Mco secara langsung. Pupuk ini sebenarnya belum dipasarkan secara luas karena masih dalam proses perizinan edar. Ia memulai uji coba di lahan seluas 50 ubin sebagai proyek percontohan. Hasilnya, menurutnya, cukup memuaskan. “Kalau dibandingkan dengan pupuk urea biasa, hasil dari pupuk Mco ini lebih bagus,” ujar Pak Nono saat diwawancarai pada Jumat (13/06/2025).

Pupuk Mco berbentuk butiran mirip pupuk urea dan memiliki keunggulan dalam hal daya tahan. Berbeda dengan pupuk urea biasa yang cenderung meleleh dalam waktu singkat, pupuk Mco mampu bertahan dalam bentuk padat hingga empat hingga lima hari di lahan. Selain itu, cara penggunaannya yang cukup sederhana—cukup ditaburkan langsung ke tanah—membuat pupuk ini mudah digunakan oleh para petani.

Program ini bermula dari rekomendasi Pak Mujiono, dosen Unsoed lainnya, yang mempertemukan tim peneliti dengan para petani lokal. Untuk mendukung keberhasilan program ini, tim dosen Unsoed juga memberikan pelatihan langsung kepada para petani. Kegiatan pendampingan ini diawali dengan empat petani sebagai peserta awal. Melihat hasil yang menjanjikan, petani lain pun mulai tertarik mencobanya, terutama setelah mendengar kesaksian dari tetangga yang telah lebih dulu merasakan manfaatnya.

Program ini tidak hanya melibatkan kerja sama antara dosen dan para petani. Selain dosen, sejumlah mahasiswa Unsoed juga turut berpartisipasi di lapangan sebagai bagian dari kegiatan pengabdian dan pemantauan langsung. Mereka membantu mendokumentasikan perkembangan tanaman, memantau kondisi lingkungan, serta memberikan edukasi tambahan kepada para petani setempat.

Keterbatasan distribusi pupuk menjadi tantangan tersendiri. Namun, semangat dan antusiasme para petani terus tumbuh. Pak Nono berharap program ini dapat terus dikembangkan, khususnya melalui kerja sama yang lebih luas dengan kelompok tani. “Dulu kami sempat kesulitan mendapatkan pupuk. Kehadiran pupuk Mco dari Unsoed ini sangat membantu. Harapan saya, program ini bisa terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak petani agar mereka juga bisa merasakan manfaatnya,” ujarnya dengan penuh semangat.

Pengalaman Pak Nono dan para petani dari salah satu desa di Kabupaten Malang menunjukkan bahwa dukungan riset dari perguruan tinggi memberi dampak positif bagi pengembangan pertanian berkelanjutan. Hal seperti ini diharapkan dapat menjadi model sinergi antara akademisi (kampus) dan petani yang tidak hanya meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. 

#unsoed1953#kampusberdampak