[unsoed.ac.id, Ming, 5/10/25] Limbah pertanian dan serangan hama sering dianggap sebagai masalah dan beban bagi petani. Namun bagi sekelompok mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman, tantangan itu justru menjadi peluang untuk melahirkan inovasi baru. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K), menghadirkan pupuk organik berbentuk tablet effervescent bernama S-Boost.
Inovasi ini digagas oleh mahasiswa Unsoed yang diketuai oleh M. Radya Athallah Adhietama (Agroteknologi 2022), dan beranggotakan Raihanah Arif Ramadhani (Agroteknologi 2022), Delima Saraswati Ari Trifiani (Agribisnis 2022), M. Fadilul Firdaus (Agroteknologi 2022), dan Cindy Aulia Saputri (Agribisnis 2023), dengan dukungan penuh dari Dosen Pembimbing Ida Widiyawati, S.P., M.Si. Kolaborasi lintas jurusan ini memperlihatkan semangat wirausaha muda yang peduli pada isu lingkungan sekaligus ketahanan pangan nasional.
Produk ini memanfaatkan limbah tongkol jagung dan keong mas yang selama ini dianggap sebagai masalah pertanian. Padahal, kedua bahan tersebut kaya kandungan hara yang bermanfaat bagi tanaman. Tongkol jagung memiliki nitrogen tinggi, sementara keong mas mengandung asam amino dan kitin yang dapat merangsang pertumbuhan.
“Kami ingin menjawab dua masalah sekaligus, yaitu limbah pertanian dan hama padi, lalu mengubahnya menjadi solusi. S-Boost bukan hanya pupuk, tapi juga wujud inovasi ramah lingkungan yang praktis untuk petani maupun masyarakat urban farming,” ujar M. Radya Athallah Adhietama.
S-Boost dirancang dengan 3 fungsi utama sekaligus: sebagai pupuk penyedia hara (bio-fertilizer), pembenah tanah (bio-amendement), dan perangsang pertumbuhan (bio-stimulan). Bentuk tablet effervescent membuatnya mudah diaplikasikan, yaitu cukup dilarutkan untuk media tanam kering, atau langsung dibenamkan untuk media lembab. S-Boost dirancang agar mudah digunakan siapa saja. Selain praktis, produk ini juga memiliki harga ekonomis karena memanfaatkan sumber daya lokal.
“Inovasi ini membuktikan bahwa mahasiswa mampu melahirkan solusi nyata dari potensi lokal. S-Boost tidak hanya membantu petani, tetapi juga relevan dengan kebutuhan urban farming dan ketahanan pangan,” tambah Ibu Ida Widiyawati, S.P., M.Si, selaku dosen pendamping tim.
Melalui S-Boost, mahasiswa Unsoed menunjukkan bahwa inovasi bisa lahir dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Limbah pertanian dan hama yang sering dianggap masalah justru diubah menjadi solusi ramah lingkungan.
Dengan segenggam tablet S-Boost, kemandirian pangan bukan lagi mimpi, melainkan langkah nyata menuju pertanian berkelanjutan. Mandiri Pangan dalam Segenggam Tangan
#unsoed1963#merdekamajumendunia