Berita

Kisah Inspiratif Mahasiswi Sastra Jepang UNSOED Raih IPK 3,85 dan Berpengalaman Pertukaran Pelajar Purwokerto

[unsoed.ac.id, SSel, 16/09/25] Universitas Jenderal Soedirman kembali mengukir prestasi gemilang melalui salah satu lulusan terbaiknya yang menjadi wisudawan pada wisuda ke 158, Hafizhah Almas Shabrina Putri. Mahasiswi asal Bekasi yang akrab disapa Almas ini berhasil meraih gelar Sarjana Sastra (S.S.) dari Program Studi Sastra Jepang dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,85 predikat cumlaude (dengan pujian) dalam masa studi 3 tahun 10 bulan. Pada 10 September 2025, Gedung Graha Widyatama menjadi saksi atas keberhasilanya menempuh Pendidikan dengan berbagai pengalaman yang berharga.

Almas dikenal sebagai sosok mahasiswa berprestasi yang berkesempatan mengikuti program pertukaran pelajar ke Ibaraki University, Jepang, bersama satu rekan seangkatannya. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan penuh keluarga yang bagi Almas adalah “kapal besar” tempat ia selalu menemukan semangat, dukungan, dan penghargaan. Sejak kecil, ia telah memiliki ketertarikan kuat pada bahasa asing, khususnya bahasa Jepang.

“Mimpi saya adalah menjadi seorang penerjemah profesional yang mampu menjadi jembatan antara dua budaya yang berbeda. Saya ingin menjadi penghubung yang bisa membantu orang-orang dari latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda untuk saling memahami,” ujarnya mengenang alasannya memilih Sastra Jepang.

Perjalanan Penuh Semangat dan Tekad Kuat

Meskipun memiliki minat besar pada bahasa Jepang, perjalanan studi Almas tidak selalu mudah. Ia mengakui sempat merasa ingin menyerah. Namun, berkat kerja keras dan dorongan tak henti dari keluarga dan teman-teman, ia berhasil bangkit dan membuktikan kemampuannya dengan meraih IPK memuaskan pada semester awal, yang menjadi titik balik untuk lebih percaya diri.

Memasuki semester ketiga, Almas mendaftarkan diri pada program pertukaran pelajar ke Ibaraki University. Berbekal impian menjadi penerjemah profesional, ia memantapkan langkahnya meski sempat dilanda keraguan. Proses pengurusan dokumen pun penuh tantangan, terutama saat menunggu Certificate of Eligibility (COE). “Masa-masa itu penuh dengan kecemasan karena COE menjadi penentu apakah saya diizinkan masuk ke Jepang,” tuturnya. Setelah penantian panjang, COE akhirnya keluar pada Maret 2023, sebulan sebelum keberangkatannya pada 4 April 2023.

Menimba Ilmu dan Memperkenalkan Budaya Indonesia

Selama di Jepang, Almas menghadapi tantangan adaptasi, khususnya dengan perubahan musim dan cuaca ekstrem. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangatnya. Ia berhasil menjalin pertemanan dengan mahasiswa dari berbagai negara, bertukar budaya, dan memperluas wawasannya. Di Ibaraki University, Almas tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa, tetapi juga diberi kesempatan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui stan budaya saat festival musim panas.

Untuk mengasah kemampuannya lebih jauh, Almas juga bekerja paruh waktu di sebuah restoran cepat saji. Intensitas interaksi langsung dengan masyarakat lokal ini membuat kemampuan bahasa dan rasa percaya dirinya semakin terasah.

Pengalaman suka dan duka ini membentuk Almas menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri, dan terbuka terhadap perbedaan. “Pengalaman ini membentuk saya menjadi pribadi yang lebih dewasa, lebih percaya diri, dan semakin yakin untuk terus mengejar cita-cita saya sebagai penerjemah profesional,” ungkapnya.

Melalui perjalanannya, Almas berpesan agar tidak pernah takut untuk mencoba dan keluar dari zona nyaman. “Kesempatan tidak datang dua kali, manfaatkan setiap peluang yang ada. Percayalah, semua usaha yang dilakukan hari ini akan menjadi pijakan kuat untuk masa depan. 頑張ってください!” tutupnya.

#unsoed1963#merdekamajumendunia