Berita, Penelitian, Pengabdian, dan Inovasi

Kolaborasi UNSOED Dan UHB Dalam Industrialisasi Jamur Tiram Putih Sebagai Solusi Stunting dan Kemiskinan di Desa Winduaji

Kolaborasi UNSOED Dan UHB Dalam Industrialisasi Jamur Tiram Putih Sebagai Solusi Stunting dan Kemiskinan di Desa Winduaji

[unsoed.ac.id, Rab, 16/10/24] Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) berkolaborasi dengan Universitas Harapan Bangsa (UHB) Purwokerto menyelenggarakan Program Kosabangsa (Kolaborasi Bersama Membangun Masyarakat), Jum’at (11/10/2024). Program yang didanai oleh Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) tahun anggaran 2024, langkah strategis untuk mengatasi stunting dan kemiskinan melalui industrialisasi budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.

Kegiatan dibuka oleh Prof. Dr. Sri Lestari, S.E., M.Si, dari Unsoed. Prof. Sri Lestari menjelaskan pentingnya sinergi antara akademisi dan masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi dan kesehatan di desa. “Kolaborasi ini adalah wujud nyata dari pengabdian kami dalam membantu masyarakat desa untuk mandiri secara ekonomi dan kesehatan,” ujar Prof. Cici, panggilan akrabnya.

“Dengan sinergi yang kuat antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, program Kosabangsa ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam mengatasi masalah stunting dan kemiskinan di Desa Winduaji, baik melalui peningkatan gizi maupun peningkatan ekonomi lokal yang berkelanjutan”, tambah Prof Cici.

Selanjutnya, tim pendamping dari Unsoed dipimpin oleh Prof. Dr. Nuniek Ina Ratnaningtyas, M.S, yang menyampaikan materi tentang jamur pangan dan budidayanya. “Jamur tiram putih adalah alternatif pangan bergizi tinggi yang mudah dibudidayakan oleh masyarakat desa,” jelas Prof. Nuniek.

Taufiqqur Rahman, SE, seorang pengusaha jamur tiram, turut serta memberikan wawasan tentang peluang ekonomi dari budidaya jamur tiram.

Dr. Erna Kusumawati, SKM, M.Si, memberikan diseminasi informasi terkait perubahan perilaku untuk mencegah stunting, pola asuh yang tepat, dan pentingnya menciptakan lingkungan bersih dan sehat. “Upaya preventif dalam menjaga kesehatan anak-anak dan meningkatkan kualitas lingkungan sangat penting untuk memerangi stunting,” jelas Dr. Erna.

Selain materi penyuluhan, peserta juga diajak mengikuti praktik langsung budidaya jamur tiram putih, yang dilakukan di rumah salah satu petani jamur di Desa Winduaji. Sesi ini dipandu oleh Prof. Nuniek dan Taufiqqur Rahman, dimana peserta, yang terdiri dari anggota Rumah Desa Sehat dan petani jamur tiram lokal, sangat antusias mengikuti praktik tersebut.

Baca juga : Fakultas Pertanian Bahas Rencana Kerja Sama MBKM Internship Internasional ke Jepang

Ketua Kelompok Tani Agro Tani Mandiri, Dedi Riyadi, S.T., menyampaikan pandangannya mengenai kegiatan ini. “Program ini benar-benar membuka wawasan kami tentang potensi ekonomi yang bisa dikembangkan melalui budidaya jamur tiram. Saya yakin, dengan pendampingan yang tepat, kami bisa memanfaatkan jamur tiram sebagai sumber penghasilan tambahan bagi petani di desa ini,” ujarnya.

Dedi juga berharap program ini dapat berjalan secara berkelanjutan, mengingat banyak petani yang antusias untuk belajar dan mencoba budidaya jamur tiram.

Sementara itu, tim dari Universitas Harapan Bangsa Purwokerto juga memberikan kontribusi besar dalam pelaksanaan program ini. Tim pelaksana yang dipimpin oleh Noor Yunida Triana, S.Kep., Ns., M.Kep, bersama anggota tim yaitu Esti Saraswati, S.E., M.Si., Ak. dan Ikit Netra Wirakhmi, SST, S.Kep., Ns., M.Kes, serta lima mahasiswa Universitas Harapan Bangsa, turut terlibat aktif dalam kegiatan pendampingan.

“Kami berharap program ini bisa membekali masyarakat dengan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan ekonomi desa secara berkelanjutan,” ujar Noor Yunida Triana.

Kepala Desa Winduaji, Hj Abdurrahman, juga memberikan pernyataannya terkait pelaksanaan program ini. “Kami sangat berterima kasih kepada tim akademisi yang sudah turun langsung ke desa kami. Program ini sangat membantu, terutama dalam memberikan solusi atas permasalahan stunting dan kemiskinan yang kami hadapi. Kami berharap, kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus berlanjut agar warga bisa merasakan manfaatnya secara jangka panjang,” ujar Abdurrahman.

Dalam kesempatan ini Erlin, salah satu kader kesehatan Desa Winduaji, juga menyampaikan pandangannya mengenai program tersebut. “Sebagai kader, saya merasa sangat terbantu dengan adanya pelatihan dan pendampingan dari tim ini. Selain belajar budidaya jamur tiram yang bisa menambah penghasilan keluarga, kami juga mendapat pemahaman lebih tentang pentingnya gizi untuk anak-anak agar terhindar dari stunting,” ujar Ibu Erlin dengan penuh semangat.

#unsoedmajuterus