Berita

Langkahkan Akselerasi, FK Unsoed Siapkan Tujuh Program Spesialis

[unsoed.ac.id, Rab, 26/11/25] Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jenderal Soedirman menggelar Workshop Percepatan Pendirian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sebagai langkah strategis menjawab kebutuhan nasional akan dokter spesialis. Adapun tujuh prodi spesialis yang tengah dipersiapkan meliputi PPDS Pulmonologi, Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Dermatovenerologi, Patologi Anatomi, dan Oftalmologi.

Dekan FK Unsoed, Dr. dr. M. Mukhlis Rudi Prihatno, M.Kes., M.SI.Med., Sp.An-KNA, menyampaikan bahwa kebutuhan SDM dokter spesialis di Indonesia terus meningkat. Pemerintah saat ini mendorong dua skema pemenuhan, yaitu Hospital Based dan University Based.
“Semua program sama baiknya, dan Indonesia sangat membutuhkan dokter spesialis dalam jumlah besar,” ungkapnya.

Mukhlis menambahkan bahwa berdasarkan informasi dari Direktorat Kelembagaan Diktisaintek, hanya tersisa tiga perguruan tinggi yang belum memasukkan dokumen ke sistem SIAGA, salah satunya Unsoed. “Progres ini sangat ditunggu. Setelah workshop ini, kami berharap seluruh tim segera mengunggah dokumen persyaratan ke SIAGA,” tegasnya.

Workshop yang berlangsung di Hotel Java Heritage Purwokerto ini dibuka oleh Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc., Agr., IPU., ASEAN Eng. Dalam sambutannya, rektor memaparkan profil terkini Unsoed yang telah memiliki 103 program studi, dengan hampir 60% berakreditasi Unggul atau A.
“Ini menjadi semangat bagi Unsoed untuk menambah program studi, terutama yang dibutuhkan pemerintah terkait pemenuhan SDM spesialis,” ujar Rektor.

Hadir sebagai narasumber utama, Dr. dr. Sudadi, ApAn-TI.N.An (K) dari Universitas Gadjah Mada, yang memaparkan materi terkait akselerasi akses dan mutu pendidikan dokter spesialis melalui pendirian PPDS mandiri maupun konsorsium. Ia menekankan bahwa pembukaan prodi PPDS harus mengacu pada Kepdirjendikti No. 113/B/KPT/2025, yang mengatur persyaratan mulai dari akreditasi prodi profesi dokter, rekomendasi senat akademik, LLDikti, standar pembukaan prodi, kesiapan UPPS, SPMI, kerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan, hingga pakta integritas pengelolaan.

“Izin pembukaan dapat diberikan apabila pengusul dinyatakan memenuhi semua persyaratan oleh Dirjen Dikti. Pembukaan PPDS dapat dilakukan melalui prodi mandiri ataupun konsorsium,” jelas Dr. Sudadi.

Kegiatan ini dihadiri oleh para Wakil Rektor, pimpinan FK Unsoed, ketua program studi, perwakilan dinas kesehatan, rumah sakit jejaring, serta dosen dan tenaga kependidikan FK Unsoed. Workshop ini menjadi langkah penting Unsoed dalam memperkuat kontribusi bagi pembangunan kesehatan nasional melalui penyediaan dokter spesialis berkualitas.

#unsoed1963 #merdekamajumendunia