Penguatan Pendidikan, Sains dan Teknologi, serta Digitalisasi, Unsoed Berdampak

Larutan Tangkis, Inovasi UNSOED Bantu Petani Gula Merah di Susukan

Petani gula kelapa di Desa Susukan, Kabupaten Banyumas merasakan manfaat penggunaan larutan pengawet alami bernama Tangkis. Inovasi ini merupakan hasil penelitian Karseno, SP, MP, PhD, dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Salah satu petani, Solihin, telah menggunakan larutan ini selama lebih dari satu dekade.

Menurut Solihin, larutan Tangkis telah digunakan sejak 2012 dan sangat membantu dalam proses produksi. Ia mengaku lebih tenang karena tidak lagi kesulitan mencari bahan pengawet.

“Sejak ada larutan dari Unsoed, kami jadi nggak bingung lagi. Dulu pakai bahan kimia yang kadang ada, kadang nggak. Sekarang tinggal bilang saja kalau habis,” ujar Solihin, Kamis (07/06).

Larutan Tangkis berbentuk serbuk yang berfungsi menjaga kualitas nira dari kerusakan akibat mikroba. Mutu nira yang baik akan menghasilkan gula merah dengan warna lebih cerah, tekstur padat dan keras, serta kadar air rendah. Kondisi ini menjadikan produk gula kelapa lebih siap bersaing bahkan memenuhi standar ekspor.

Selama ini, banyak petani masih menggunakan pengawet sintetis seperti sulfit dan natrium metabisulfit. Padahal, kedua bahan tersebut mengandung zat bersifat toksik dan karsinogenik. Dengan bahan alami seperti daun sirih, buah manggis, kayu nangka, pohon sulatri, dan sampan, larutan Tangkis menjadi alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Solihin juga mengungkapkan bahwa proses produksi kini terasa lebih nyaman. “Produksi sekarang lebih tenang. Bahannya aman dan distribusinya cepat. Sangat membantu sekali,” tambahnya.

Ia berharap Unsoed tidak hanya berhenti pada distribusi larutan, tetapi juga terus mendampingi petani dalam pengembangan produk. Baginya, pendampingan dari kampus sangat penting agar petani dapat menghasilkan gula dengan kualitas lebih baik dan harga yang lebih layak.

“Kalau bisa Unsoed membantu juga supaya kami bisa menjual gula dengan harga yang lebih baik,” harapnya.

Larutan Tangkis ini sebelumnya telah diuji coba kepada lebih dari 700 pengrajin gula di Kecamatan Somagede, Banyumas, dan mendapat respons positif dari para pengrajin. Dampak positif penelitian dan pengabdian dosen Unsoed dalam bentuk larutan Tangkis juga dirasakan masyarakat di Desa Ujunggagak, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap.

Berkolaborasi dengan Universitas Al-Irsyad Cilacap (UNAIC), Unsoed menerapkan teknologi tepat guna dalam pengolahan nira kelapa di desa tersebut dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Cilacap. Unsoed juga berencana menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk memproduksi larutan ini secara massal. Langkah ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak sentra gula merah di Banyumas dan sekitarnya.

#unsoed1963#kampusberdampak