[unsoed.ac.id, Rab, 01/10/25] Limbah kotoran kambing yang selama ini dianggap sebagai masalah lingkungan, kini disulap menjadi berkah bagi petani Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Melalui kolaborasi antara Tim PPK Ormawa Unit Klinik Tani Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan Kelompok Tani Desa Serang, terwujud program pembangunan rumah kompos dan produksi pupuk kohe terfermentasi.
Kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk mengelola limbah peternakan, tetapi juga mendorong kemandirian petani dalam menghasilkan pupuk organik ramah lingkungan serta mendukung keberlanjutan pertanian desa.
Pembangunan rumah kompos dilaksanakan pada 13–14 September 2025 dengan melibatkan lima anggota Kelompok Tani Desa Serang dan dua belas mahasiswa Unsoed. Desa Serang sendiri memiliki populasi kambing sekitar 200 ekor yang setiap hari menghasilkan lebih dari 240 kilogram kotoran. Selama ini, kotoran tersebut hanya menumpuk tanpa pengolahan, sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan.
Ketua Tim PPK Ormawa Klinik Tani Unsoed, Tri Angga Prasetyo, menegaskan bahwa program ini merupakan upaya nyata dalam mengoptimalkan potensi desa. “Kami melihat bahwa potensi Desa Serang sangat besar, khususnya dari sektor peternakan. Dengan adanya rumah kompos ini, kami berharap para petani memiliki sarana nyata untuk mengelola limbah ternak agar lebih bermanfaat,” ungkapnya.
Program berlanjut dengan kegiatan produksi pupuk kohe terfermentasi pada 28 September 2025. Sebanyak tujuh anggota kelompok tani bersama mahasiswa Unsoed mencoba metode baru untuk mempercepat proses fermentasi. Inovasi yang diperkenalkan adalah penggunaan mesin pencacah kohe serta penambahan agensia hayati Trichoderma.
Mesin pencacah berfungsi menghancurkan kotoran kambing menjadi butiran halus sehingga lebih cepat terurai dan mudah diaduk. Proses ini juga membantu mengurangi bau menyengat serta meningkatkan kualitas pupuk. Sementara itu, Trichoderma berperan mempercepat penguraian bahan organik, menekan jamur patogen penyebab penyakit tanaman, sekaligus meningkatkan kesuburan tanah.
Naryo, perwakilan Kelompok Tani Desa Serang, mengaku sangat merasakan manfaat dari kegiatan ini. “Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Biasanya kotoran kambing hanya menumpuk dan menjadi masalah. Sekarang kami tahu cara mengolahnya menjadi pupuk yang justru bisa menyuburkan tanaman kami,” tuturnya.
Kolaborasi mahasiswa Unsoed dan Kelompok Tani Desa Serang ini menjadi contoh nyata penerapan teknologi tepat guna di masyarakat. Melalui inovasi pupuk kohe terfermentasi, Desa Serang kini memiliki peluang besar untuk mengurangi masalah limbah sekaligus menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi yang mendukung pertanian berkelanjutan.
#unsoed1963#merdekamajumendunia