Akademik, Berita

Menggapai Mimpi Meski Tak Sempurna: Kisah Inspiratif Adriel Menuju UNSOED

[unsoed.ac.id, Sel, 29/04/25] Di balik senyum manis dan kemeja merah muda yang dikenakannya, tersimpan kisah perjuangan luar biasa dari Adriel Putri Setiawan, siswi SMA Negeri 1 Ayah, Kebumen, Jawa Tengah. Lahir pada 25 Januari 2008, Adriel tumbuh dengan keterbatasan pendengaran. Namun, hal itu tidak pernah menjadi penghalang baginya untuk mengejar pendidikan dan cita-cita tinggi.

Sejak kecil, orang tuanya menyadari bahwa Adriel sering tidak merespons saat dipanggil. Awalnya dikira hanya kurang fokus, namun setelah diperiksakan ke dokter THT dan rumah sakit di Bandung, ditemukan bahwa kemampuan pendengarannya hanya tersisa sekitar 40%. Di usia sekitar 13 tahun, ia mulai menggunakan alat bantu dengar—sebuah titik balik penting dalam hidupnya.

Sebelum memakai alat bantu dengar, Adriel kesulitan memahami pelajaran karena tidak bisa menangkap penjelasan guru. Ia tampak tidak fokus, sering diam, dan seolah tak memperhatikan. Namun setelah memakai alat bantu, ia bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan bahkan meraih nilai sempurna  dalam pelajaran Matematika.

Kini, di tahun 2025, Adriel telah resmi terdaftar sebagai peserta UTBK-SNBT yang akan dilaksanakan di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto. Adriel memilih tiga program studi di Unsoed yang menunjukkan semangat dan komitmennya:

  1. Ilmu Administrasi Negara
  2. Matematika
  3. Perbankan dan Keuangan

Baca juga : UNSOED Fasilitasi Peserta UTBK-SNBT yang Alami Kecelakaan

Adriel adalah salah satu dari tiga peserta disabilitas yang mengikuti UTBK di Unsoed tahun ini. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi semakin terbuka dan ramah bagi semua kalangan. Unsoed sendiri memberikan layanan terbaik bagi peserta disabilitas maupun peserta dengan kondisi khusus, seperti mereka yang mengalami kecelakaan atau sakit menjelang ujian.

Fasilitas yang disiapkan oleh Unsoed meliputi ruang ujian khusus, kursi roda, tempat tidur (bed), serta dokter yang siaga di lokasi UTBK. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap peserta mendapatkan hak dan kenyamanan yang sama dalam menjalani ujian penting ini.

Kondisi keluarga Adriel juga menambah dimensi lain dari perjuangannya. Ayah dan ibunya telah berpisah. Sang ibu telah bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan selama lebih dari 10 tahun demi menghidupi anak-anaknya. Saat ini, Adriel tinggal bersama neneknya dan menjadi kebanggaan keluarga. Ia adalah anak kedua dari 2 bersaudara.

Pesan untuk Teman-Teman Disabilitas:

Adriel adalah bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih prestasi. Dengan semangat belajar, alat bantu dengar sebagai pendukung, serta dukungan dari keluarga dan sekolah, ia mampu bersaing di tingkat nasional. Pendidikan tinggi kini semakin inklusif. Universitas-universitas seperti Unsoed memberikan fasilitas dan dukungan bagi peserta dengan berbagai latar belakang, agar mereka bisa mengukir masa depan yang cerah.

Untuk kalian yang sedang berjuang dengan kondisi serupa, jangan pernah menyerah. Adriel telah membuktikan: batas hanya ada jika kita berhenti mencoba.

#unsoed1963#merdekamajumendunia