[unsoed.ac.id, Sen, 25/03/25] Latihan olahraga yang teratur dan konsisten sangat penting untuk menjaga kebugaran tubuh, meningkatkan performa, serta mencegah cedera. Banyak orang merasa cukup hanya dengan sesekali berolahraga, padahal tubuh memerlukan latihan yang rutin agar tetap bugar dan kuat, termasuk selama bulan puasa.
Ramadhan 1446 H telah hadir, agar tubuh tetap sehat serta bugar saat berpuasa, kita harus tetap berolahraga secara teratur. Dengan berolahraga secara teratur, kebugaran dan kesehatan tubuh tetap terjaga meskipun dalam kondisi berpuasa.
Selain itu, olahraga teratur juga dapat meningkatkan stamina, daya tahan tubuh, rasa percaya diri, serta daya ingat. Manfaat lainnya mencakup pengurangan tingkat stres, peningkatan fungsi seksual, serta memperlancar peredaran darah. Lebih jauh, olahraga juga mendukung perkembangan pembuluh darah kecil (mikrosirkulasi) di jantung, ginjal, dan organ lainnya, sehingga dapat mengurangi risiko serangan jantung.
Menurut Panuwun Joko Nurcahyo (dosen jurusan Pendidikan Jasmani FIKes Unsoed), prinsip utama olahraga saat berpuasa adalah menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar. Hal ini berarti olahraga harus mampu melancarkan aliran darah, melenturkan otot-otot, mengaktifkan jantung, serta meningkatkan oksigen yang terhirup untuk mendukung proses metabolisme tubuh.
“Olahraga selama bulan Ramadhan sebaiknya tetap dilakukan. Namun, waktu pelaksanaan, jenis olahraga, intensitas, dan durasi olahraga perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh selama menjalankan ibadah puasa,” kata Joko.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Berolahraga Saat Berpuasa
Selanjutnya, Indra mengatakan salah satu aspek penting dalam berolahraga saat berpuasa adalah menjaga keseimbangan cairan tubuh untuk menghindari dehidrasi. Oleh karena itu, pemilihan waktu olahraga menjadi sangat krusial.
- Sebelum Berbuka Puas
Olahraga dapat dilakukan sekitar 30 menit hingga 1 jam sebelum berbuka puasa. Berolahraga pada waktu ini dapat membantu pembakaran lemak lebih efektif. Keuntungan lainnya adalah tubuh dapat segera mendapatkan asupan energi setelah berbuka, sehingga mengurangi risiko dehidrasi dan kelelahan berlebihan. Namun, penting untuk tidak memaksakan diri dan memilih olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang.
- Setelah Salat Tarawih
Setelah berbuka dan menunaikan salat tarawih, tubuh telah mendapatkan energi dari makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang dapat dilakukan pada waktu ini. Jenis olahraga yang dapat dilakukan mencakup latihan fleksibilitas, latihan kekuatan, hingga olahraga untuk meningkatkan massa otot.
- Setelah Sahur
Olahraga juga dapat dilakukan setelah sahur, karena tubuh telah menerima energi dari makanan yang dikonsumsi. Namun, olahraga yang dilakukan setelah sahur sebaiknya berintensitas ringan, seperti jalan santai atau peregangan, agar tidak menyebabkan kelelahan yang berlebihan sepanjang hari.
“Selain memperhatikan waktu olahraga, penting untuk mendengarkan kondisi tubuh. Jika merasa lemas atau pusing saat berolahraga, sebaiknya segera berhenti dan beristirahat untuk menghindari risiko cedera atau kelelahan ekstrem,” pesan Joko.
Baca juga : UNSOED Terima 3.067 Mahasiswa Baru Jalur SNBP 2025
Pilihan Jenis Olahraga yang Tepat Saat Berpuasa
Apa pun pilihan olahraga selama berpuasa, sebaiknya bukan jenis yang berat (high impact) tetapi cukup kategori sedang atau low impact saja agar tidak menguras seluruh tenaga yang tersisa. Selain itu, tubuh tidak perlu kehilangan lebih banyak cairan tubuh, karena kehilangan cairan (dehidrasi) dapat berdampak buruk pada kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dalam berolahraga selama berpuasa dengan mempertimbangkan jenis olahraga yang tepat.
Beberapa jenis olahraga yang disarankan antara lain:
- Jalan sehat atau jalan cepat, yang membantu meningkatkan kebugaran tanpa membebani tubuh secara berlebihan.
- Latihan seperti yoga, pilates, dan body balance, yang memiliki intensitas rendah dan juga memberikan manfaat bagi pikiran serta jiwa.
Selain tipe olahraganya, perlu juga mempertimbangkan formula FITT (Frequency-Intensity-Time-Type):
- Frekuensi: 3-5 kali dalam seminggu.
- Intensitas: Ringan hingga Berat dengan zona aerobic( 50%-75%).
- Durasi: Sekitar 30-60 menit per sesi.
- Jenis olahraga: Pilih yang sesuai dengan kondisi tubuh dan tidak terlalu menguras energi.
Perlu diperhatikan bahwa apabila selama berolahraga muncul tanda-tanda seperti pandangan berkunang-kunang atau gejala dehidrasi, maka intensitas olahraga harus dikurangi atau segera dihentikan.
#unsoed1963#merdekamajumendunia