[unsoed.ac.id, Kam, 04/09/25] Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Riset (UKMPR) Universitas Jenderal Soedirman berkolaborasi dengan Forum GenRe Purbalingga menyelenggarakan Kelas Remuni (Remaja Muntang Inspiratif): Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Pencegahan Pernikahan Dini di Balai Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Minggu (31/8/2025).
Kegiatan ini menghadirkan Duta GenRe Purbalingga 2025, Muhammad Siddiq Fathularifin dan Nuri Maulida, serta diikuti oleh 27 remaja Desa Muntang, tim pelaksana PPK Ormawa UKMPR, tim pendamping, dewan konsultatif UKMPR, dan Kepala Desa Muntang.
Kepala Desa Muntang, Arif Budiarto, S.Pt., dalam sambutannya berharap remaja di desanya mampu menjadi pribadi tangguh dan bijak dalam bergaul. “Jangan sampai ada lagi remaja Muntang yang terjerumus dalam pergaulan bebas. Hal tersebut berisiko pada kesehatan reproduksi dan bisa memicu pernikahan dini. Remaja harus bisa menciptakan lingkungan yang positif,” ujarnya.
Sebelum sesi materi, peserta mengerjakan pre-test berisi 10 pertanyaan untuk mengukur pemahaman awal mengenai kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan dini.
Dalam pemaparannya, Siddiq menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi bukan hanya bebas dari penyakit, tetapi juga pemahaman tentang cara menjaga dan menggunakannya secara bertanggung jawab. Ia menegaskan bahwa pernikahan dini di bawah usia 18 tahun dilarang karena kondisi fisik, mental, emosional, dan sosial anak belum matang untuk berumah tangga.
“Usia ideal pernikahan menurut BKKBN adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Dengan usia matang, pasangan lebih siap secara fisik, mental, maupun ekonomi,” jelasnya.
Sementara itu, Nuri menambahkan bahwa pernikahan di usia ideal memberi banyak manfaat, mulai dari kesempatan pendidikan dan karier yang lebih luas hingga kesiapan finansial dan emosional. Ia juga menekankan bahwa pernikahan dini berdampak pada kesehatan, psikologis, pendidikan, ekonomi, hingga sosial.
“Pencegahan bisa dilakukan dengan edukasi kesehatan reproduksi sejak dini, fokus pada pendidikan, komunikasi terbuka dengan orang tua, ikut organisasi positif, serta menolak tekanan lingkungan yang berisiko,” tuturnya.
Kegiatan ini juga diisi dengan forum group discussion (FGD). Remaja diajak berdiskusi dan menyusun konten kreatif terkait materi yang dipelajari. Konten tersebut nantinya akan dipublikasikan melalui media sosial PPK Ormawa UKMPR dan GenRe Purbalingga sebagai bentuk kampanye keberlanjutan.
Melalui Kelas Remuni, PPK Ormawa UKMPR Unsoed menegaskan komitmennya dalam mendampingi remaja desa agar lebih sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi serta mampu menolak praktik pernikahan dini. Edukasi ini diharapkan membentuk remaja yang sehat, cerdas, ceria, dan siap membangun masa depan gemilang.
#unsoed1963 #merdekamajumendunia