[unsoed.ac.id, Sen, 22/09/25] Upaya pencegahan hipertensi dengan pendekatan non-farmakologis dilakukan Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melalui program inovatif AKU-RESIK (Akupresur, Relaksasi Otot Progresif, dan Terapi Musik) di Desa Karangsalam Lor, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Sebanyak 44 peserta dengan rentang usia 30–70 tahun mengikuti kegiatan edukasi kesehatan, praktik langsung terapi AKU-RESIK, serta pemeriksaan tekanan darah. Hasil kegiatan menunjukkan dampak positif yang nyata. Rata-rata tekanan darah sistolik warga turun dari 162 mmHg menjadi 147 mmHg, sementara tekanan darah diastolik menurun dari 107 mmHg menjadi 97 mmHg. Selain itu, tingkat pengetahuan warga terkait pencegahan hipertensi meningkat dari skor rata-rata 6,5 menjadi 9.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Karangsalam Lor dan Puskesmas Baturraden II. Sebagai bentuk keberlanjutan, tim pengabdi menyerahkan bantuan berupa tensimeter digital dan perangkat sound system kepada kader posyandu. Kader bersama tim juga berkomitmen melakukan monitoring rutin tekanan darah warga melalui posbindu PTM.
Ketua Tim Pengabdi, Lita Heni Kusumawardani, M.Kep., Ns., Sp.Kep.Kom., menegaskan pentingnya penerapan terapi komplementer sebagai langkah pencegahan primer. “Program ini membuktikan bahwa terapi komplementer seperti AKU-RESIK mampu menurunkan tekanan darah secara nyata dan dapat dijadikan upaya pencegahan primer di masyarakat. Kami berharap masyarakat dapat melanjutkan praktik ini secara mandiri bersama kader desa,” ungkapnya.
Ke depan, terapi AKU-RESIK diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam program kesehatan desa dan menjadi praktik mandiri masyarakat untuk menekan risiko komplikasi hipertensi, termasuk stroke.
#unsoed1963 #merdekamajumendunia