Berita

Sinergi Pemerintah dan Unsoed Dukung Pemberdayaan Warga Binaan Lapas Nusakambangan melalui Pelatihan Pupuk Organik

[unsoed.ac.id, Kam, 06 Nov 2025] Sejumlah pejabat tinggi negara melakukan kunjungan kerja ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan dalam rangka pemberdayaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) pengolahan pupuk organik. Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto beserta jajaran, Menteri Bappenas RT Rachmat Pambudi, Wakil Menteri Kemenpan RB Purwadi Arianto, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Ferry Noor, Direktur Komunikasi Rustika Herlambang, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad, serta Irfan Hakim yang dilaksanakan pada hari Rabu, 05 November 2025 di Lapas Nusakambangan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Ketahanan Pangan dan Penanaman Pohon Kelapa Serentak di Seluruh Indonesia yang dipusatkan di Lapas Nusakambangan. Kehadiran para menteri, wakil menteri, dan pejabat lainnya menjadi bentuk apresiasi pemerintah terhadap upaya pembinaan dan pemberdayaan warga binaan, serta dukungan perguruan tinggi dalam memperkuat kemandirian dan ketahanan pangan nasional.

Dalam kegiatan tersebut, para pejabat meninjau BLK yang berfokus pada pelatihan pengolahan pupuk organik berbahan alami seperti kotoran kelelawar, sapi, ayam, dan domba. Program ini dijalankan dengan kolaborasi antara Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, dan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap. Hadir mewakili pimpinan Unsoed antara lain Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Noor Farid, M.Si.; Ketua LPPM, Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, MP., IPU., ASEAN Eng; Dr. Ir. Agustinah Setyaningrum, MP., IPU., ASEAN Eng; dan Dr. Ir. Titin Widiyastuti, M.Si., IPM.

Unsoed berperan dalam mendukung peningkatan kualitas produksi melalui penerapan teknologi dan pemberian bakteri starter agar pupuk yang dihasilkan lebih berkualitas dan memiliki nilai jual lebih tinggi. Melalui inovasi ini, hasil produksi diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan Lapas, tetapi juga berdampak pada masyarakat sekitar. “Unsoed berkomitmen mendukung pengembangan pupuk organik sebagai bagian dari pertanian berkelanjutan. Melalui dukungan teknologi dan riset, kami ingin hasil pelatihan di BLK tidak hanya bermanfaat bagi Lapas, tetapi juga menjadi bekal keterampilan bagi warga binaan setelah mereka kembali ke masyarakat,” ungkap Titin.

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi lintas sektor yang berorientasi pada pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di dalam lembaga pemasyarakatan.

“Program pelatihan dan pemberdayaan ini menunjukkan bahwa lembaga pemasyarakatan bukan hanya tempat pembinaan, tetapi juga tempat menumbuhkan kemandirian dan semangat baru bagi warga binaan. Kami mengapresiasi dukungan Unsoed dan pemerintah daerah yang telah menghadirkan inovasi teknologi, sehingga hasil dari BLK ini benar-benar bisa memberi manfaat nyata dan mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Menteri Agus.

Aryono Amd., IP., SIP, selaku Kepala Bidang Giatja Lapas Kelas I Batu Nusakambangan, menyampaikan bahwa BLK menjadi sarana penting bagi warga binaan untuk mengasah keterampilan produktif yang bermanfaat setelah mereka bebas.

“Kegiatan ini memberi dampak besar, tidak hanya pada peningkatan kemampuan warga binaan tetapi juga pada penguatan ekonomi Lapas. Dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk organik ini, kami bisa menghasilkan produk yang bernilai jual sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan. Sinergi dengan Unsoed dan pemerintah sangat kami rasakan manfaatnya,” tuturnya.

Unsoed sendiri telah menjalin kerja sama erat dengan Lapas Nusakambangan melalui pendampingan berbagai program BLK. Bidang yang dikembangkan meliputi pengolahan pupuk organik, peternakan ayam, domba, dan sapi, serta budidaya padi, jagung, dan udang. Program ini menjadi wujud nyata pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat, sekaligus upaya mewujudkan kampus berdampak.

Melalui sinergi yang kuat antara pemerintah, lembaga pemasyarakatan, dan perguruan tinggi, kegiatan ini tidak hanya memperkuat aspek pembinaan warga binaan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan nasional.

#unsoedberdampak