Berita, Pengelolaan wilayah kelautan, pesisir, dan pedalaman

Dosen UNSOED dan Blue Seed Indonesia Ungkap Potensi Besar Pengembangan Tambak Udang Berkelanjutan di Berau

[unsoed.ac.id, Jum, 07/02/25]  Sebuah studi komprehensif yang dilakukan oleh Dr. Muhammad Yamin, M.Si dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) bersama tim Blue Seed Indonesia telah mengungkap potensi besar pengembangan tambak udang berkelanjutan di Desa Suaran, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Penelitian yang berlangsung dari 12 hingga 18 Januari 2025 ini tidak hanya mengkaji aspek teknis, tetapi juga menyoroti dinamika sosial yang menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan usaha tambak udang di wilayah tersebut.

“Kami menemukan bahwa kekuatan modal sosial masyarakat Desa Suaran menjadi faktor kunci dalam pengembangan tambak udang berkelanjutan. Data menunjukkan tingkat keterhubungan sosial yang sangat baik, dengan skor rata-rata di atas 3,7 dari skala 4,0 untuk aspek keterhubungan sosial dan dukungan jaringan,” ungkap Dr. Muhammad Yamin.

Menggunakan metodologi yang komprehensif, penelitian ini mengukur lima dimensi utama daya dukung sosial:

  • Akses terhadap layanan dan infrastruktur sosial
  • Kesadaran dan respons terhadap isu lingkungan
  • Keterhubungan sosial dan dukungan jaringan
  • Keterlibatan dan partisipasi komunitas
  • Livelihood assets (aset penghidupan)

Temuan penting penelitian ini mengungkap mozaik sosial yang unik di Desa Suaran, di mana 44% penduduk adalah Suku Bugis yang mayoritas menekuni usaha tambak, diikuti 14% Suku Manggarai, dan 11% Suku Dayak Basap. Keragaman etnis ini justru menjadi kekuatan dalam membangun ketahanan sosial masyarakat.

“Yang menarik, kami menemukan sistem kekerabatan yang sangat kuat dalam pengelolaan tambak. Model bisnis berbasis keluarga ini telah membuktikan efektivitasnya dalam transfer pengetahuan antar generasi dan menjaga keberlanjutan usaha tambak,” jelas Dr. Yamin.

Baca juga : Mahasiswa UNSOED Raih Gold Medal Ajang Internasional AISEEF 2025

Studi ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan strategis yang perlu diatasi:

  • Perlunya penguatan akses terhadap layanan tertentu yang masih menunjukkan skor relatif rendah (2,65 dari 4,0)
  • Pentingnya menciptakan ruang yang lebih luas bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pengembangan tambak
  • Kebutuhan untuk menyeimbangkan dinamika sosial politik dalam pengelolaan sumber daya

Dr. Yamin menambahkan, “Temuan ini akan menjadi dasar rekomendasi kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk pengembangan tambak udang yang tidak hanya berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan, tetapi juga berkeadilan sosial.”

Blue Seed Indonesia menyambut baik hasil penelitian ini. “Kami melihat potensi besar untuk mengembangkan model tambak udang berkelanjutan yang berbasis kearifan lokal di Desa Suaran. Kekuatan modal sosial yang terungkap dalam penelitian ini akan menjadi fondasi penting bagi program-program pengembangan ke depan,” ujar perwakilan Blue Seed Indonesia.

Blue Seed Indonesia adalah lembaga yang berfokus pada pengembangan akuakultur berkelanjutan di Indonesia melalui penelitian, pendampingan, dan inovasi teknologi. Lembaga ini berkomitmen untuk memajukan sektor perikanan budidaya yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat.

Tim Peneliti Ekologi, GIS, dan Sosial Ekonomi Blue Seed Indonesia

Tim Peneliti Ekologi, GIS, dan Sosial Ekonomi Blue Seed Indonesia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sungai Suaran di Berau Kaltim

Sungai Suaran di Berau Kaltim

FGD di Kantor Dinas Perikanan Kab Berau Kaltim

FGD di Kantor Dinas Perikanan Kab Berau Kaltim

Sungai Buaran

Sungai Buaran

 

 

 

 

 

 

 

 

#unsoed1963#merdekamajumendunia