Jarak sejauh 1.375,3 km telah ditempuh oleh Tenri Rizki Azzahra, mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat 2021 asal Universitas Hasanuddin (Unhas), untuk mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ke Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Sesuai namanya program PMM ini merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman. Pada Agustus 2023, Tenri bersama rombongan mahasiswa PMM 3 lainnya diberangkatkan menuju pulau Jawa. Meski sesungguhnya terasa berat, namun hal itu sama sekali tidak menyurutkan semangat mereka untuk mencari ilmu dan pengalaman yang lebih luas.
Keikutsertaan Tenri dalam program ini berawal dari iseng dan sekedar coba-coba saja. Sebatas mendengar cerita pengalaman dari kakak tingkatnya di Universitas Hasanuddin, ternyata ia mulai tertarik lalu mencari informasi lebih lanjut terkait PMM. Singkat cerita alur pendaftaran serta seleksi telah ia ikuti dengan baik. Tenri kemudian dinyatakan lolos menjadi mahasiswa PMM 3 ke Unsoed. Perasaan yang campur aduk melanda hatinya. Di satu sisi ia bahagia karena mampu menjadi mahasiswa yang terpilih. Namun di sisi lain juga merasa cemas dengan jauhnya jarak yang akan memisahkan dia dari keluarga dan kampung tercinta. Tenri dan kedua orang tuanya pun saling berunding. Kemudian atas berbagai pertimbangan, orang tua Tenri setuju dan memberi dukungan penuh kepada Tenri untuk melanjutkan program ini.
Di Universitas Jenderal Soedirman, Tenri Rizki Azzahra mengikuti tiga jurusan sekaligus di dua fakultas yang berbeda, yaitu Jurusan Kesehatan Masyarakat (FIKES), Farmasi (FIKES), dan Manajemen (FEB). Fokus yang berbeda-beda dari ketiga jurusan tersebut menjadi tantangan bagi Tenri. Ia menyampaikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari proses belajar di Unsoed maupun di Unhas. Satu hal yang sangat Tenri kagumi adalah sikap ramah yang ditunjukkan oleh teman-teman kelasnya di Unsoed. Mereka tidak segan untuk menyapa lebih dulu atau mengajak berbincang selama di kelas. Lingkungan yang positif tersebut sangat menunjang semangat Tenri selama menjalani program pertukaran mahasiswa di sini.
Perjalanan Tenri sebagai mahasiswa PMM di Unsoed dihujani berbagai pengalaman baru yang menarik. Mulai dari perbedaan bahasa sehari-hari yang seringkali membuat ia bingung, cita rasa makanan yang belum cocok di lidahnya, cuaca Purwokerto yang jauh lebih sejuk dibandingkan Makassar, hingga perbedaan model jendela bangunan yang menurutnya aneh. Selama di Purwokerto Tenri tinggal di rumah kos bersama teman satu PMM yang kebetulan berasal dari Sulawesi juga. Maksud utama ia tinggal bersama kawan serumpun adalah untuk berjaga-jaga jika dikhawatirkan terjadi sesuatu. Rumah kos yang ia tinggali saat ini memang jaraknya cukup jauh dari kampus sehingga ia memerlukan transportasi berupa ojek daring untuk mobilisasinya. Tenri mengakui bahwa saat ini ia belum terlibat dalam kegiatan eksternal atau organisasi di kampus. Namun, Tenri sempat mengikuti kegiatan upacara peringatan kemerdekaan Indonesia ke-78 dengan menggunakan pakaian adat khas Sulawesi yang ia dapat dari tempat penyewaan baju.
Manfaat yang sangat dirasakan oleh Tenri selama mengikuti program PMM ini adalah meningkatnya kemandirian pada dirinya sendiri. Tenri mengungkap bahwa ini adalah pengalaman pertamanya hidup jauh dari keluarga. Dengan segala kebutuhan yang serba terbatas, ia berusaha untuk tetap mengelolanya dengan baik. Pengalaman menimba ilmu dengan lingkungan baru semakin mendorong minatnya untuk mengikuti program Merdeka Belajar yang lain. Tenri berkata dengan antusias bahwa ia ingin lanjut mengikuti MSIB setelah program PMM ini berakhir. Harapannya ketika nanti kembali ke Makassar, ia dapat memotivasi teman-teman yang di sana melalui cerita dan pengalamannya selama mengikuti program PMM.