[unsoed.ac.id, Sen, 12/08/24] Dalam upaya memperkuat sektor kerajinan bambu dan meningkatkan kesejahteraan pengrajin lokal, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Unsoed menggelar pelatihan pembuatan kurungan bambu mulai hari Rabu, 31 Juli 2024 di Desa Legok, Bantarkawung, Brebes, Jawa Tengah. Acara ini bertujuan untuk membekali para pengrajin bambu khususnya dengan keterampilan baru yaitu kurungan bambu.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat baik dari pemerintah desa setempat dan peserta yang terdiri para pengrajin bamboo. Kegiatan pelatihan dibuka oleh Kepala Desa Legok, yang dalam sambutannya berharap agar pelatihan ini nantinya dapat meningkatkan kualitas produk bambu desa Legok.
“Semoga melalui pelatihan yang diberikan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Unsoed, dapat meningkatkan kualitas produk bamboo yang dihasilkan oleh desa Legok, dan para pengrajin dapat menguasai teknik-teknik baru yang akan membuat produk bambu lebih menarik sehingga pasar nya lebih luas lagi,” harapnya.
Kegiatan yang bertema “Prospek usaha bambu serta alih teknologi pembuatan kurungan bambu”, menghadirkan dua narasumber yaitu Prof Dr Sri Lestari SE., M.Si, dan Fitri Amalinda Harahap SE., MM (Dosen FEB Unsoed).
Prof Sri Lestari mengatakan pelatihan ini sebagai langkah awal untuk memajukan potensi Desa Legok sebagai Sentra Kerajinan Bambu yang dapat bersaing di pasar nantinya. Ia menyampaikan skill membuat kurungan bambu yang bisa dipelajari secara mandiri, terlihat sederhana, namun ada tahapan untuk membuat kurungan bambu yang layak jual dan sesuai dengan permintaan pasar.
“Agar dapat bersaing di pasar, pembuatan produk dimulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas hingga teknik laminasi,” jelasnya.
Fitri Amalinda Dosen FEB Unsoed menyampaikan pelatihan pembuatan kurungan bambu ini merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat menciptakan dampak positif yang luas. “Dengan semangat yang terus menyala, insyaallah Desa Legok dapat menjadi pusat kerajinan bambu yang inovatif dan berdaya saing,” ujar Fitri.
Pelatihan ini tidak hanya fokus pada teknik pembuatan kurungan bambu, tetapi juga mencakup sesi tentang prospek usaha, pemasaran dan pembentukan kelompok usaha. Para peserta diberikan wawasan tentang proses usaha, alih teknologi pembuatan kurungan bambu, cara memasarkan produk mereka secara efektif, termasuk strategi pemasaran digital untuk membangun brand yang kuat.
Dengan keterampilan baru dan pengetahuan tambahan yang diperoleh dari pelatihan ini, para pengrajin dapat meningkatkan produktivitas mereka dan menciptakan lapangan kerja baru. Pemerintah Desa Legok dan LPPM Unsoed berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada para pengrajin bambu dengan menyusun rencana sampai dengan tahun ke 3.
#unsoedmajuterus
#merdekamajumendunia