[unsoed.ac.id, Jum, 03/10/25] Upaya pengelolaan sampah organik semakin mendapat perhatian, tidak hanya dari kalangan akademisi, tetapi juga lembaga pemasyarakatan. Tim Maggot Preneur Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melaksanakan kegiatan implementasi pengolahan produk turunan maggot di Griya Abhipraya Banyumas pada Selasa (30/9/2025). Kegiatan ini melibatkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Banyumas serta klien Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Purwokerto.
Program ini merupakan tindak lanjut dari pengabdian masyarakat yang sebelumnya difokuskan pada budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi pengurangan sampah organik dan pelatihan digital marketing. Pada tahap kali ini, fokus diarahkan pada pemanfaatan produk turunan maggot, seperti pellet ikan, tepung maggot, dan kasgot (bekas maggot) yang memiliki nilai ekonomi.
Dalam kegiatan tersebut, para warga binaan dan klien pemasyarakatan mendapatkan pelatihan mulai dari teknik pemanenan maggot, pengolahan menjadi pakan alternatif, hingga pemanfaatan residu maggot sebagai pupuk. Mereka tidak hanya menerima materi, tetapi juga terlibat aktif dalam praktik langsung. Harapannya, keterampilan ini dapat menjadi bekal untuk dikembangkan secara mandiri dimasa mendatang.
“Kami ingin agar program ini tidak berhenti di budidaya saja, tetapi juga mampu meningkatkan nilai tambah melalui produk turunannya. Dengan begitu, peserta memiliki peluang lebih luas untuk menciptakan usaha berkelanjutan,” ungkap salah satu anggota Tim Maggot Preneur.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Bapas Kelas II Purwokerto dan Rutan Banyumas. Kedua lembaga tersebut menekankan pentingnya pemberdayaan warga binaan serta klien pemasyarakatan sebagai bagian dari reintegrasi sosial. Selain itu, kolaborasi juga melibatkan mitra strategis, yakni Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas yang menyediakan bibit maggot, serta RS Siaga Medika Banyumas yang menyuplai sampah organik sebagai pakan utama.
Tim Maggot Preneur sendiri terdiri dari lima mahasiswa lintas jurusan, yaitu Nindi Juniar (Ekonomi Pembangunan, 2023), Atika Dewi R. (Ekonomi Pembangunan, 2023), Elvika Mukti Restiani (Biologi, 2023), Muhammad Ardhan Alfaris (Peternakan, 2023), dan Alif Ardandi (Agroteknologi, 2022). Sinergi berbagai disiplin ilmu ini membuat program tidak hanya kuat dari sisi teknis, tetapi juga dari aspek ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
Melalui implementasi pengolahan produk turunan maggot ini, diharapkan warga binaan dan klien pemasyarakatan memperoleh keterampilan baru sekaligus semangat untuk mengembangkan usaha produktif berbasis ramah lingkungan. Keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa isu lingkungan dapat menjadi pintu masuk dalam menciptakan solusi sosial-ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
#unsoed1963 #merdekamajumendunia