[unsoed.ac.id, Sab, 14/09/24] Tim PKM Unsoed yang terdiri dari Prof. Rifda Naufalin, Dr. Rumpoko Wicaksono dan Dr. Icuk Rangga Bawono, mengadakan pelatihan secara rutin yang dilaksanakan sejak Agustus sampai September 2024. Pelatihan ini untuk pengembangan dan meningkatkan daya saing Yoghurt Sehati yang berfokus pada inovasi pembuatan yoghurt berbahan dasar ekstrak bunga kecombrang (Etlingera elatior).
Prof. Rifda mengatakan Kecombrang, yang merupakan rempah asli Indonesia, dikenal kaya akan senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang berfungsi sebagai antioksidan alami. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang proses pembuatan, manfaat kesehatan dari kecombrang, serta cara meningkatkan daya tarik produk di pasar.
“Yoghurt berbasis kecombrang tidak hanya menawarkan rasa yang unik, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan tambahan, sehingga menarik minat konsumen yang peduli pada kesehatan,” ujar Prof Rifda.
UMKM Yoghurt Sehati yang berlokasi di Purwokerto, Jawa Tengah, berhasil melakukan terobosan penting dalam upaya meningkatkan daya saing di tengah pasar yang kian kompetitif. Melalui dukungan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Unsoed, Yoghurt Sehati mampu mengembangkan varian produk inovatif berbasis riset serta memperkuat strategi pemasaran dan pengelolaan keuangan dengan bantuan teknologi digital.
Inovasi ini dipicu oleh tantangan yang dihadapi UMKM Yoghurt Sehati dalam beberapa bulan terakhir, termasuk penurunan minat konsumen akibat kurangnya varian produk dan pemasaran yang belum optimal. Produk yoghurt sebelumnya hanya terbatas pada rasa buah-buahan yang umum di pasaran, seperti stroberi dan mangga. Namun, dengan semakin ketatnya persaingan, inovasi menjadi kebutuhan mendesak.
Tidak hanya inovasi produk, Tim PKM Unsoed juga membantu Yoghurt Sehati dalam meningkatkan efisiensi produksi melalui penerapan teknologi tepat guna. Pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP) diberikan untuk memastikan kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan. Selain itu, pengemasan produk juga diperbaiki dengan menggunakan desain kemasan yang lebih menarik dan ramah lingkungan, yang sekaligus berfungsi sebagai alat pemasaran efektif.
Di era digital, pemasaran juga menjadi perhatian utama. Sebelum program ini, Yoghurt Sehati hanya mengandalkan penjualan langsung dan pesanan melalui WhatsApp. Namun, dengan bantuan Tim PKM Unsoed, UMKM ini mulai memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, serta platform marketplace seperti GoFood dan GrabFood untuk memperluas jangkauan pasarnya. Langkah ini memungkinkan Yoghurt Sehati untuk berinteraksi lebih luas dengan konsumen dan meningkatkan aksesibilitas produknya.
Selain pemasaran, pengelolaan keuangan Yoghurt Sehati yang sebelumnya masih dilakukan secara manual kini beralih ke sistem digital. Digitalisasi ini memungkinkan pengelolaan keuangan yang lebih efisien, membantu UMKM ini memantau arus kas dan kinerja keuangan dengan lebih baik. Dengan pengelolaan yang lebih teratur, Yoghurt Sehati juga lebih siap untuk mengakses pembiayaan eksternal guna mengembangkan usaha di masa depan.
“Inovasi berbasis riset dan digitalisasi yang diterapkan pada Yoghurt Sehati tidak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga memperkuat posisi kompetitif di pasar. Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi UMKM lain untuk terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi tepat guna dalam pengembangan usaha mereka, khususnya di tengah tantangan ekonomi pasca-pandemi,” pungkas Prof. Rifda.
#unsoedmajuterus
#merdekamajumendunia