Berita

UNSOED Dampingi Desa Sokawera Hadirkan ‘LoWiPro’ sebagai Solusi Cegah Stunting

[unsoed.ac.id, Sen, 22/09/25] Upaya pencegahan stunting di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, kini hadir dengan wajah baru melalui inovasi pangan fungsional bernama ‘LoWiPro’ (Low-cost, With Probiotics). Produk hasil kolaborasi Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) bersama warga setempat ini menjadi langkah konkret menanggulangi stunting dari akar permasalahan.

Bertempat di Posyandu Kartini 1, program ini berangkat dari keprihatinan atas prevalensi stunting di Sokawera yang mencapai 17,5% pada Maret 2025. Penyebab utama masalah tersebut adalah rendahnya literasi masyarakat mengenai gizi dan kesehatan usus, serta keterbatasan keterampilan mengolah potensi pangan lokal.

Untuk menjawab tantangan tersebut, tim menerapkan dua pendekatan utama. Pertama, edukasi terpadu kepada 60 ibu balita dan kader posyandu mengenai pentingnya mikrobiota usus, gizi seimbang, hingga pencegahan infeksi cacing. Kedua, pelatihan langsung (hands-on training) bagi masyarakat dalam memproduksi pangan fungsional ‘LoWiPro’ berupa yoghurt probiotik dan biskuit pisang prebiotik berbahan baku lokal.

Program ini menghasilkan dampak nyata yang langsung dirasakan masyarakat, antara lain:

  • Peningkatan Pengetahuan: Skor post-test menunjukkan pemahaman masyarakat meningkat signifikan terkait stunting, gizi, dan kesehatan pencernaan.
  • Keterampilan Baru: Warga kini mampu memproduksi pangan sehat dan bergizi secara mandiri, membuka peluang keberlanjutan program.
  • Inisiatif Kewirausahaan: Peserta mulai merancang strategi pemasaran sederhana dan menjajaki kerja sama agar ‘LoWiPro’ bisa menjadi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) resmi Posyandu.

Ketua Tim Pelaksana, Rizqi Yanuar Pauzi, S.Pd., M.Si, menegaskan bahwa keberhasilan program tidak hanya diukur dari produk yang dihasilkan, tetapi juga dari lahirnya agen perubahan di masyarakat.

“Tujuan utama kami bukan hanya memberikan produk, tetapi memberdayakan masyarakat agar mereka bisa menjadi agen perubahan bagi kesehatan anak-anak mereka sendiri. Melihat antusiasme dan inisiatif mereka untuk mengembangkan ‘LoWiPro’ secara mandiri adalah keberhasilan yang sesungguhnya dari program ini, ungkapnya.

Program ini berjalan atas dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek. Ke depan, tim akan mendampingi masyarakat dalam pembentukan kelompok usaha serta persiapan sertifikasi produk, agar ‘LoWiPro’ dapat menembus pasar lebih luas dan berkontribusi nyata dalam upaya Indonesia bebas stunting.

#unsoed1963#merdekamajumendunia