Berita

Unsoed Terapkan Teknologi Olahan Carica Berbasis Ekonomi Hijau untuk Perkuat Daya Saing Produk Unggulan dan SDM Desa Parikesit

[unsoed.ac.id, Jum, 21/11/25] Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) terus mendorong penguatan ekonomi desa melalui penerapan teknologi berbasis ekonomi hijau. Melalui Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI) tahun 2025, Unsoed menghadirkan inovasi produksi olahan carica untuk meningkatkan daya saing produk unggulan dan kapasitas SDM Desa Parikesit, sentra komoditas carica di dataran tinggi Dieng.

Carica—buah pepaya gunung yang hanya tumbuh di Dieng dan dua wilayah di Brasil—memiliki potensi ekonomi tinggi berkat kandungan serat, vitamin, dan antioksidan. Sejak 2017, tim peneliti Unsoed telah mengembangkan teknologi pengolahan carica berbasis zero waste. “Seluruh bagian buah, termasuk pulp dan biji yang sebelumnya terbuang, kini dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi,” ujar Dr. Santi Dwi Astuti, Koordinator Pusat Inovasi dan Hilirisasi LPPM Unsoed.

Ketua Program PTTI, Dr. Friska Citra Agustia, menjelaskan bahwa kegiatan program mencakup diseminasi teknologi produk diversifikasi carica, penguatan pengelolaan usaha, serta peningkatan kapasitas pemasaran bagi kelompok masyarakat produktif. Tim juga membawa inovasi yang telah memperoleh paten, seperti formula minuman jeli carica fungsional rendah kalori, serta beberapa produk yang sedang dalam proses paten, mulai dari selai, squash, hingga es krim berbahan carica.

Dua mitra utama program adalah KWT Mekar Tani dan BUMDes Baladewa. KWT telah memproduksi koktail carica sejak 2012, namun menghadapi sejumlah kendala, mulai dari penurunan penjualan pascapandemi hingga keterbatasan peralatan dan kemampuan pengelolaan usaha. Melalui program ini, KWT mendapatkan pelatihan produksi multiproduk carica, pendampingan manajemen usaha, serta fasilitas peralatan produksi termasuk mesin, freezer, dan showcase. Produk-produk olahan juga telah dilengkapi label, informasi gizi, serta pengurusan izin edar P-IRT dan halal.

Sementara itu, BUMDes Baladewa menerima implementasi sistem informasi PAMSIMAS berbasis website dan aplikasi smartphone untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi layanan air bersih. BUMDes juga didampingi dalam pengembangan unit usaha glamping guna mendukung sektor pariwisata Desa Parikesit. “Penguatan kapasitas ini diharapkan mendorong lahirnya usaha baru yang berkelanjutan dan berdaya saing,” ujar Dr. Istiqomah, anggota tim pelaksana.

Program PTTI ditargetkan menghasilkan peningkatan kapasitas produksi, tersedianya produk unggulan desa berbasis carica, legalitas usaha, serta kelembagaan desa yang lebih kuat. “Program ini mendorong transformasi masyarakat dari pasif menjadi aktif, mandiri, dan berdaya saing,” tegas Santi.

Secara strategis, program ini sejalan dengan IKU perguruan tinggi, Asta Cita pemerintah terkait hilirisasi industri dan penciptaan lapangan kerja, serta mendukung SDGs melalui inovasi teknologi lokal dan penguatan ekonomi desa secara berkelanjutan.

#unsoed1963#merdekamajumendunia