Berita, Pengabdian

UNSOED Bersama TJSL PT Pegadaian Dukung Pertanian Ramah Lingkungan

UNSOED Bersama TJSL PT Pegadaian Dukung Pertanian Ramah Lingkungan

[unsoed.ac.id, Sen, 14/10/24] Kolaborasi antara akademisi dengan CSR Perusahaan menjadi salah satu kekuatan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani. PT Pegadaian melalui devisi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) sangat concern terhadap kegiatan pemberdayaan Masyarakat di sektor pertanian. Dalam program ini tim pelaksana kegiatan yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir Tamad, M.Si dari Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Unsoed beranggotakan: Prof Loekas Soesanto, Okti Herliana, SP., MP. Ni Wayan Anik Leana, SP., MP. Ahmad Fauzi, SP., MP. berupaya menyelesaikan permasalahan di bidang budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang dihadapi oleh kelompok tani dua desa (Sokaraja tengah dan Kaliori) di Kabupaten Banyumas, serta Desa Kangkung dan Kalirejo  di Kabupaten Kendal Jawa Tengah.

Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok-kelompok tani di desa-desa mitra tersebuta adalah: Kesulitan mengakses air karena merupakan tipikal kahan kering, kesuburan tanah menurun karena penggunaan pupuki kimia sintetis secara terus-menerus, dan ketergantungan terhadap penggunaan pestisida dalam mengatasi hama penyait tanaman. Praktik budidaya konvensional tersebut dapat menimbulkan dampak negatif seperti menurunkan kesuburan tanah dan dampak lebih lanjut bisa terjadi degradasi lahan.

Populasi mikroorganisme tanah berkurang atau banyak yang mati, struktur tanah menjadi keras, daya sanggah tanah untuk menahan air berkurang dan tanah miskin hara, selain itu terjadinya pencemaran terhadap tanah Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan pupuk organik dan pupuk hayati, penggunaan agensia hayati sebagai pestisida organik dan pendampingan intensif terhadap proses konversi dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Masing-masing dosen dengan kepakarannya secara berkesinambungan memberikan materi pelatihan, praktek dan sekaligus memonitoring kegiatan.

Damar Latri Setiawan selaku Direktur Utama Pegadaian dan Rully Yusuf selaku kepala devisi TJSL PT Pegadaian mendukung sepenuhnya kegiatan pendampingan ini yaitu dengan memfasiitasi peralatan produksi pupuk organik seperti alat pencacah bahan organik, alat pencampur dan pengayak kompos, pengadaan sumur bor dan pompa serta traktor untuk pengolahan tanah.

Perwakilan Petani wilayah Banyumas Agus menyatakan sangat terbantu dengan adanya pendampingan yang dilakukan oleh tim akademisi Unsoed dan fasilitasi alat pendukung pertanian.

Baca juga : Delegasi UNSOED Raih Juara 3 Herbal Cosmetic Competition Di Ajang Science Competition (SICON) 2024

Desa Kaliori dengan tipikal lahan kering susah mendapatkan air sehingga sumur bor dan sumber listrik yang dipasang di area pesawahan sangat membantu petani mendapatkan air. Ditambahkan lagi menurut Agus limbah pertanian berupa jerami, brangkasan tanaman jagung dan kacang tanah melimpah, selama ini tidak termanfaatkan sejak adanya pelatihan pembuatan kompos maka tidak ada lagi pembakaran jerami di sawah.

Demikian pula dalam pengendalian hama penyakit tanaman seperti wereng dan kresek, semenjak pelatihan pembuatan pestisida organik berbahan metabolit sekunder dari jamur Trichoderma sp. maka penggunaan pestisida kimia tidak lagi digunakan. Demosntrasi plot pada pertanaman padi organik menunjukkan hasil lebih tinggi 20% dibanding dengan petakan padi yang masih dibudidayakan secara konvensional.

Petani di Desa Kangkung dan Kaliori Kabupaten kendal juga merasakan manfaat yang sama dengan petani di Banyumas. Selama ini ketergantungan terhadap pupuk kimia menjadi hambatan dalam budidaya karena ketersediaannya terbatas dan berdampak menurunya populasi mikroorganisme yang membantu menguraikan bahan organik dan menyuburkan tanah.

Menurut Abdul Halim pelatihan dan pendampingan pertanian organik yang dilakukan oleh tim dari Unsoed memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam membuat pupuk organik cair dan padat, pengelolaan hama penyakit tanaman secara terpadu.

“Demplot Jagung dan padi organik menunjukkan hasil lebih tinggi 27% dibandingkan dengan petakan lahan yang dibudidayakan secara konvensional menggunakan pupuk dan pestisida kimia sehingga lebih ramah lingkungan,” kata Abdul Halim.

Sementara itu, Reggy Nouvan salah satu tim TJSL Pegadaian yang turut memonitoring aktifitas petani di desa mitra kegiatan menyatakan apresiasinya terhadap kelompok -kelompok dan untuk tim Unsoed karena berhasil mengajak petani beralih ke pertanian organik.

“Kegiatan ini sejalan dengan program The Gade environment yang di canangkan oleh PT Pegadaian bahwasanya kelestarian lingkungan harus tetap dijaga agar tetap memberikan daya dukung yang baik terhadap kegiatan pertanian. Kesuburan tanah dan kualitas produksi pertanian yang lebih baik diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan kesehatan masyarakat khususnya petani,” ujar Reggy. [ohr 131024]

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia