Berita, Kemahasiswaan

Mahasiswa UNSOED Ciptakan Inovasi Inhaler Aromaterapi Minyak Atsiri Kecombrang dan Ekstrak Lidah Mertua

[unsoed.ac.id, Rab, 17/07/24] Sejumlah karya inovatif dari mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto berhasil lolos seleksi pendanaan Program Kreativitas Mahasiswas (PKM) 2024 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. Salah satu tim yang mendapatkan pendanaan melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) adalah tim “Greatmood”.

Tim PKM-K “Greatmood” diketuai oleh Belinda Septia Rini (Agroteknologi 2021) dan beranggotakan Rogokma Berutu (Agribisnis 2021), Mustika Amalia (Biologi 2021), serta Fera Puspira Anggraeni (Farmasi 2022) dan Lurinda Beta Asyifa (Farmasi 2022) dengan dosen pendamping Ida Widiyawati, S.P., M.Si.

Tim ini mengusung skema kewirausahaan dengan judul “Inovasi Inhaler Aromaterapi Minyak Atsiri Kecombrang dan Ekstrak Lidah Mertua Fungsi Ganda sebagai Relaksan dan Adsorben Polutan”. Belinda selaku ketua tim menjelaskan, Inhaler aromaterapi dirancang untuk memberikan manfaat kesehatan yang bersifat ganda.

”Bahan inhaler aromaterapi berupa minyak atsiri kecombrang yang mengandung flavonoid yang berperan sebagai antioksidan untuk menetralisir radikal bebas, serta ekstrak lidah mertua yang mengandung pregnane glikosida yang dapat mengubah polutan menjadi senyawa tidak berbahaya. Selain itu, lidah mertua juga mengandung antioksidan seperti vitamin C dan E untuk melawan radikal bebas dan menyerap polutan dari udara. Kombinasi dari kedua bahan ini diharapkan mampu memberikan efek relaksasi yang menenangkan sekaligus mengurangi tingkat paparan polutan,” urainya.

Proses pengembangan produk melibatkan beberapa tahap, mulai dari penelitian awal, uji coba bahan, hingga produksi massal. Melalui pendanaan yang telah diperoleh, tim berencana untuk memproduksi dan memasarkan inhaler ini secara luas. Mereka berharap produk dapat diterima di pasar lokal dan juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Keberhasilan tim dalam mendapatkan pendanaan merupakan langkah awal yang menjanjikan dalam perjalanan mereka sebagai wirausahawan muda.

“Ada beberapa aspek yang masih perlu kami sempurnakan, seperti pengembangan formula dengan aroma yang disukai masyarakat dan teknik pembuatan yang lebih sederhana,” ujarnya.

Bersama dengan anggota tim lainnya, Belinda berharap inhaler tersebut dapat diterima di pasar lokal dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, sekaligus mendukung upaya kesehatan dan lingkungan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil uji coba, inhaler aromaterapi yang kami kembangkan mampu mengurangi kadar CO dari asap rokok. Pada uji coba tersebut, kadar CO sebelum ditambahkan serbuk lidah mertua (pretest) adalah 675 ppm. Kadar CO turun menjadi 235 ppm setelah diberikan 1 gram serbuk lidah mertua (post test).

Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan lidah mertua mampu menurunkan kandungan CO sebesar 65,18%. Dengan demikian, penggunaan 1 gram serbuk lidah mertua efektif mengurangi kadar polutan CO dari rokok. Inovasi ini tidak hanya berkontribusi pada kesehatan individu tetapi juga menawarkan solusi potensial untuk mengurangi polusi udara.

Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan produk inovatif dan bermanfaat, serta memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa dalam bidang kewirausahaan. Melalui proyek ini, para mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan mereka dalam penelitian, manajemen tim, pemasaran, dan pengembangan produk. Semoga inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia