Berita, Kemahasiswaan

UPL MPA UNSOED Jelajahi Hutan Mangrove Terluas di Pulau Jawa

[unsoed.ac.id, Kam, 05/09/24] Divisi Rawa Laut merupakan divisi yang eksklusif di dunia mapala UPL MPA Unsoed yang menjadi salah satu pioneer penjelajahan lahan basah atau rawa. Divisi ini melaksanakan kegiatan operasional pengembaraan yang berlangsung selama delapan hari dari tanggal 26 Agustus hingga 2 September 2024. Kegiatan bertempat di Pulau Nusa Wates, Nusa Bagian, Nusa Lorokantengah, Nusa Lorokanbuntu, Segara Anakan, Kec. Kampung Laut, Kab. Cilacap.

Kegiatan Operasional Pengembaraan Anggota Muda Cakar Karang Divisi Rawa Laut dilaksanakan oleh Gael Gellet (NRP.UPL- AM/Cakar Karang), dan Ibnu Syahrizal Shadzimin (NRP.UPL- AM/Cakar Karang) sebagai Anggota Muda. Peserta didampingi oleh Dimas Wishal Al Gifari (NRP.UPL-2023501/Elang Kelabu), M. Arjunaja (NRP.UPL-2023509/Elang Kelabu), dan Fahrizal Rifqi Alfian (NRP.UPL-2021477/Charaka Ekawira).

 “Segara Anakan, wilayah kami berkegiatan merupakan sebuah laguna yang terletak di pantai selatan Pulau Jawa, di perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah,” kata Ibnu.

Kegiatan ini berbentuk penjelajahan dengan target 12 km, penelitian botani dan zoologi disepanjang jalur penjelajahan, serta kegiatan bakti sosial untuk masyakarat terkait penanggulangan penyakit malaria.

“Adapun beberapa spesies tumbuhan yang kami temukan sepanjang penjelajahan, yaitu Nypa fruticans, Bruguiera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., Avicennia sp., dan Deris sp. Sementara itu, dari fauna, kami mengamati beberapa spesies seperti Burung Blekok (Ardeola speciosa), Kareo Padi (Amaurornis phoenicurus), Berang-berang Cakar Kecil (Aonyx cinereus), Bangau (Ardea sp.), ikan Mudskipper (Periophthalmus sp.), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Gastropoda, serta jejak dan kotoran Babi Hutan (Sus scrofa),” jelas Ibnu.

Lokasi berkegiatan merupakan wilayah hutan mangrove terluas di Pulau Jawa, namun kondisinya kian memprihatinkan.

Menurut Didi S. anggota Korps Marinir yang bertugas di wilayah Segara Anakan, mengatakan Sedimentasi di Segara Anakan kian memburuk karena menjadi muara dari Sungai Citanduy, Cibeureum, dan Cimeneng yang diperparah dengan penebangan liar di hulu dan eksploitasi pasir sungai secara berlebihan.

“Perlu adanya penanganan konkrit seperti pengerukan sedimen menggunakan alat berat secara intens, dan  membuat terusan dari sungai ke laut lepas,” ujar Didi.

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia